REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker sekaligus menurunkan risiko rekurensi atau kekambuhan kanker melalui pola hidup sehat. Apa saja caranya?
"Pencegahan itu ada pencegahan kanker dan pencegahan rekurensi (kekambuhan) kanker dengan memperhatikan status gizi masing-masing," kata dokter spesialis gizi klinik Wiji Lestari dalam gelaran wicara daring, dikutip di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Terkadang, pasien kanker yang sudah dinyatakan sembuh kurang memperhatikan status gizi mereka. Begitu juga dengan orang sehat yang belum terdiagnosis kanker, mereka cenderung bebas mengonsumsi makanan apapun tanpa memperhatikan risikonya.
Oleh karena itu, Wiji menyarankan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang demi kesehatan tubuh. Dia juga menekankan untuk selalu memantau berat badan agar tetap normal dan terhindar dari risiko obesitas.
"Obesitas itu menjadi risiko terjadinya kanker, misalnya kanker payudara, kanker endometrium, kanker esofagus. Kalau berat badan tidak dipantau, ini bisa meningkatkan risiko kanker-kanker tertentu," kata Wiji yang praktik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat.
Wiji juga mengingatkan untuk menghindari konsumsi agen-agen karsinogenik, seperti alkohol, ikan asin, makanan mengandung aflatoksin, makanan berpengawet dan tinggi garam, hingga makanan berkalori tinggi.
Untuk mencegah risiko kanker, sebaiknya batasi mengonsumsi daging olahan seminimal mungkin. Hindari juga memproses daging merah dalam suhu tinggi karena suhu tinggi dapat menghasilkan bahan berbahaya.
Saat memproses daging merah, hindari memasaknya dengan paparan api langsung dan dalam durasi terlalu lama. Selain itu, sebaiknya buang bagian gosong makanan karena bagian tersebut bersifat karsinogenik.
"Daging merah yang diawetkan atau diolah dengan bahan tambahan yang banyak itu dilarang untuk pasien kanker dengan risiko malanutrisi atau sudah mengalami malnutrisi berat," kata Wiji.