Selasa 28 Jan 2020 14:32 WIB

WNI di Wuhan akan Dievakuasi? Muhadjir: Jika Kondisi Memaksa

Pemerintah Indonesia saat ini memastikan kebutuhan logistik WNI di Wuhan tercukupi.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Foto: Thoudy Badai
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah evakuasi bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China jika hal tersebut diperlukan. Namun, pemerintah menilai hingga saat ini langkah evakuasi belum perlu dilakukan.

"Kalau kondisinya memaksa ya akan kita evakuasi. Kalau masih bisa diatasi, kalau mereka masih bisa bertahan, ya akan kita pantau termasuk semua kebutuhan akan kita cover," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa (28/1).

Baca Juga

Muhadjir menegaskan, Pemerintah Indonesia menjamin untuk memenuhi segala kebutuhan logistik WNI yang berada di Wuhan, China agar dapat tetap bertahan di kota yang sampai saat ini dikarantina karena wabah virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov).

"Pemerintah menjamin bahwa logistik yang bersangkutan akan diperhatikan, dan Kementerian Luar Negeri sudah menurunkan bantuan kepada mereka. Insya Allah seluruh warga negara Indonesia yang sebagian besar mahasiswa yang berada di Tiongkok khususnya di provinsi dan kota di mana pusat kejadian terjadi itu terjamin terpenuhi," kata Muhadjir.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui usai rapat koordinasi di Kemenko PMK terkait pencegahan penyebaran virus corona mengatakan, sebanyak 243 WNI berada di Provinsi Hubei, China. Sebanyak 100 WNI di antaranya berada di Kota Wuhan.

Retno mengatakan, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dan berkomunikasi langsung dengan pihak KBRI di Beijing untuk mengetahui kondisi terkini di China secara umum maupun di Kota Wuhan. Menurut laporan dari pihak KBRI, masih ada beberapa toko yang beroperasi di Wuhan meski menjual barang dan logistik dengan harga yang lebih tinggi.

Retno memastikan pemerintah Indonesia memberikan bantuan agar WNI tetap bisa membeli logistik tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Retno menyebut WNI di Wuhan juga kekurangan masker sehingga pihaknya akan mengirimkan masker dari Indonesia ke Wuhan melalui penerbangan maskapai Garuda Indonesia ke Beijing.

"Kami sudah kontak BNPB dan BNPB akan kirimkan masker melalui Garuda ke Beijing, dari Beijing sudah kontak layanan pengiriman yang mendapat izin dari otoritas Tiongkok untuk masuk ke wilayah yang dikarantina. Mereka bersedia," kata Retno.

Selama sepekan terakhir, Pemerintah China telah mengisolasi Kota Wuhan dan menyiagakan 15 titik karantina di Provinsi Hubei, sebagai respons dari wabah virus corona tipe baru, yang telah menewaskan sedikitnya 106 orang dan menjangkiti ribuan lainnya. Pemerintah Indonesia melalui perwakilannya di China, kata Retno, memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan keselamatan WNI di negara itu terutama yang berada di titik-titik karantina.

“Jadi intinya kita ingin memastikan bahwa meskipun para WNI yang ada di sana dalam posisi tidak bisa keluar dan tidak bisa bergerak, mereka masih bisa mendapatkan logistik yang diperlukan."

photo
Petugas posko informasi warga Aceh di Wuhan, China mengamati nama-nama mahasiswa dan warga Aceh yang berada di China di Dinas Sosial Provinsi Aceh, Banda Aceh, Selasa (28/1/2020).

Minta dievakuasi

Belasan mahasiswa Aceh yang kini terisolasi di Wuhan, China telah meminta dievakuasi dan kembali ke Indonesia. Ketua Cakradonya, himpunan mahasiswa Aceh di Wuhan, Teuku Agusti Ramadhan yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin (27/1), menyebutkan ada 12 mahasiswa asal Tanah Rencong kini terisolasi di Wuhan.

"Kami merasa tidak aman lagi. Status level virus sudah tingkat dua. Semua ingin dievakuasi, kembali ke Indonesia," kata Teuku Agusti Ramadhan.

Mahasiswa asal Balohan, Kota Sabang, itu menyebutkan saat ini 12 mahasiswa Aceh bertahan di kamar apartemen masing-masing. Mereka tidak berani keluar ruangan.

"Kami masih menunggu kabar dari KBRI, apakah ada keputusan bisa tidaknya evakuasi. Saya dan kawan-kawan terus memantau melalui grup media sosial mahasiswa Indonesia di Wuhan," katanya.

Terkait persediaan makanan dan minuman, Teuku Agusti menyebutkan tergantung di mana mahasiswa yang bersangkutan tinggal. Namun, banyak toko makanan dan minuman di Wuhan tutup.

"Kalau di kampus Universitas Zhongan dimudahkan dengan dibukanya kantin untuk mahasiswa yang tinggal di asrama. Saya satu-satunya mahasiswa Aceh di Zhongnan," ujar Teuku Agusti.

Terkait kondisi Kota Wuhan secara umum, dia mengatakan situasi kota sedang dalam isolasi. Seluruh transportasi, baik pesawat terbang, kapal laut, kereta api, maupun bus dihentikan.

"Sekarang, hampir semua toko tutup. Persediaan makanan di toko-toko habis. Orang yang biasanya ramai, sekarang terlihat jarang di luar. Warga lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan," katanya.

photo
Ganasnya Virus Corona Jenis Baru

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement