REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani tetap optimis pertumbuhan ekonomi di 2020 ini akan tetap positif. Meski ia tak menampik mengawali 2020 banyak isu yang membuat kondisi ekonomi global menjadi tak stabil.
Sri Mulyani merinci persoalan geopolitik, ketegangan antara Amerika dan China belum lagi persoalan virus korona di China membuka tahun 2020 menyita perhatian. Namun, kata Sri Mulyani bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal ini juga menjadi waspada.
"Memang di awal banyak hal yang tidak membuat happy. Tapi harus diantisipasi spill over ke dalam negeri. Tahun ini kami tetap optimis proyeksi akan positif. Balance optimisme tetapi tetap waspada," ujar Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI, Selasa (28/1).
Ia menjelaskan salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi tahun ini masih terhadap sektor konsumsi dan juga sektor jasa keuangan. Ia mengatakan tahun ini dua sektor tersebut diharapkan masih memberikan kontribusi positif bagi pemerintah.
"Selain itu, dengan situasi ini, beberapa faktor dalam negeri kondisi jasa keuangan nonbank akan bisa di-contain dengan cepat oleh menteri BUMN sehingga tidak menimbulkan spill over negatif," ujar Sri Mulyani.
Ia memastikan pemerintah berupaya untuk terus membaca dan melihat seluruh potensi risiko baik secara global maupun domestik. Di saat yang sama, pemerintah juga akan terus melihat potensi pertumbuhan ekonomi agar momentum tetap terjaga di tahun 2020 ini.
“Semua negara wajib selalu mewaspadai dan menyediakan instrumen kebijakan untuk terus tumbuh, tapi juga tidak buta terhadap environment yang sangat tidak pasti dan volatile. Kita terus melihat titik-titik rawan yang harus kita jaga agar tidak menimbulkan spill over ke dalam perekonomian,” tandasnya.