Jumat 31 Jan 2020 02:38 WIB

Langkah Pemerintah Genjot Produksi Minyak

Lifting minyak ditargetkan 743 ribu barel per hari.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field di Aceh Tamiang hingga Oktober  2019 telah memproduksi minyak mentah sebesar 3.163 Barel Oil Per Day (BOPD) atau  118,3 persen, lebih tinggi dari target untuk 2019 sebesar 2.938 BOPD atau 103,5 persen.  Begitu juga produksi gas sudah mencapai 3,6 Mile Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 104,4 persen, lebih tinggi dari target yang ditetapkan untuk 2019 sebesar 3,5 MMSCFD atau 101,9 persen.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field di Aceh Tamiang hingga Oktober 2019 telah memproduksi minyak mentah sebesar 3.163 Barel Oil Per Day (BOPD) atau 118,3 persen, lebih tinggi dari target untuk 2019 sebesar 2.938 BOPD atau 103,5 persen. Begitu juga produksi gas sudah mencapai 3,6 Mile Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 104,4 persen, lebih tinggi dari target yang ditetapkan untuk 2019 sebesar 3,5 MMSCFD atau 101,9 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan lifting atau produksi siap jual minyak sebesar 743 ribu barel per hari (bph) pada tahun 2024. Capian target ini ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM dalam periode lima tahun mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menguraikan langkah apa yang akan ditempuh Pemerintah dalam mencapai target peningkatan lifting minyak tersebut. "Kita akan memanfaatkan sumur-sumur (minyak) yang sudah lama ditinggalkan atau sumur tua. untuk bisa diproduksi kembali dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada, seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) atau biochemical surfactant," kata Arifin, Rabu (29/1).

Baca Juga

Program EOR, urai Arifin, diproyeksikan membutuhkan waktu lebih lama dan dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan karakter subsurface yang ada di Wilayah Kerja (WK) Migas. "Memang, kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa dapat mendapatkan sumber formula yang tepat tentang komposisi EOR ataupuan biochemical," jelasnya.

Sesuai proyeksi Pemerintah, Lapangan Ande-Ande Lumut di Natuna bisa menjadi pendongkrak lifting minyak pada tahun 2023 sebesar 25 ribu bpd. Terdapat pula dua sumber lain yang jadi andalan yakni Indonesia Deepwater Development/IDD (23 ribu bpd di 2024) dan Lapangan Abadi, Blok Masela (36 ribu bpd di 2027).

"Sisanya kita bisa mempercepat cekungan-cekungan WK yang masih ada di kawasan kita," ungkap Arifin.

Arifin mengungkapkan potensi lain dari penggalian batuan sumber (source rock) kendati membutuhkan biaya eksplorasi yang lebih mahal. "Cost-nya lebih mahal tapi teknologi bisa mengatasi," tegas Arifin.

Saat ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" tengah melakukan upaya-upaya serupa dengan memanfaatkan teknologi yang ada dan kemudian menawarkan hasil penelitian kepada pemilik-pemilik WK Migas. "Yang mau memanfaatkan teknologi ini bisa di-scale up dulu dengan konsep no gain, no pain," pungkas Arifin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement