Jumat 31 Jan 2020 20:12 WIB

Rencana Karantina WNI yang Kembali dari Wuhan

WNI dari Wuhan China harus dikarantina sesuai aturan kesehatan internasional.

Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020). Indonesia terus mengantisipasi virus corona yang berawal dari Wuhan, China.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020). Indonesia terus mengantisipasi virus corona yang berawal dari Wuhan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rr Laeny Sulistyawati, Dessy Suciati Saputri

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan rencana pemulangan 249 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China begitu tiba di Indonesia. Setelah mereka tiba di Tanah Air, mereka akan menjalani karantina selama 14 hari.

Baca Juga

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu menjelaskan rencana pemulangan 249 WNI dari Wuhan tersebut.

"Begitu mereka (WNI dari Wuhan) mendarat di Indonesia, mereka akan mendapatkan health alert card, sama seperti semua penumpang yang bepergian dari China kemudian mereka akan dikarantina. Kenapa harus dikarantina?berdasarkan peraturan kesehatan internasional, karantina dilakukan supaya tidak terjadi penularan penyakit dari luar dan skrining pemantauan sejak awal," ujarnya saat konferensi pers update kesiapan tiga rumah sakit menanhani virus, di Kemenkes, di Jakarta, Jumat (31/1) sore.

Kendati demikian, ia belum mengetahui pasti kapan WNI itu tiba di Tanah Air. Atau akan mendarat di bandara mana karena itu bukan kewenangan kementeriannya dan rencana itu tak bisa diungkapkan ke media.

Yang bisa ia bisa pastikan adalah karantina bukan di rumah sakit. Para WNI akan dipantau selama masa inkubasi virus itu selama 14 hari.

Selama karantina, ia memastikan kebutuhan dasar WNI yang akan dikarantina harus dipenuhi. Mulai dari makan, tidur, hingga melakukan ibadah.

"Kami siapkan untuk 249 orang WNI itu. Ini namanya karantina sehat," katanya.

Tak hanya WNI yang dikarantina, ia menyebutkan lima tenaga kesehatan yang menjemput WNI itu juga nanti harus sama-sama menjalani karantina di Tanah Air. Ia menambahkan, 249 WNI dan rombongan yang menjemput WNI tersebut harus menjalani karantina selama 14 hari.

Wiendra menyebutkan pihaknya menyiagakan dokter spesialis paru, perawat, jiwa, petugas kesehatan yang akan mengontrol mereka.

"Kemudian kalau sebelum masa karantina berakhir ternyata ada yang mengalami sakit panas, demam atau sesak napas maka dia harus dirujuk ke faskes. Di Jakarta, ada tiga rumah sakit (RS) yang menjadi tempat rujukan penanganan virus ini yaitu RS Persahabatan, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, sementara secara nasional ada 100 fasilitas kesehatan yang siap menjadi rujukan," ujarnya.

Ia menambahkan, tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan rujukan ini akan dilengkapi alat pelindung diri (APD). Selain menunggu kedatangan WNI itu, hingga saat ini, ia menyebutkan ada delapan orang yang diperiksa apakah positif menderita virus ini.

"Delapan orang sudah diperiksa dan semuanya negatif (terinfeksi virus corona)," ujarnya.

Di kesempatan yang sama Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati, mengatakan Pemerintah Wuhan sebagai daerah endemi wabah tersebut wajib mengeluarkan dokumen bukan hanya paspor, melainkan juga sertifikat kesehatan WNI tersebut. Kemudian begitu tiba di Tanah Air, pihaknya telah mendapat catatan kesehatan WNI dari negeri tirai bambu tersebut.

"Kemudian mereka akan dikarantina. Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto telah membuat buku panduan selama menjalani karantina," ujarnya.

Ia menambahkan, selama masa karantina, keluarga WNI tersebut juga tidak diperkenankan untuk mengunjungi mereka karena masih dalam pengawasan.

Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman meminta agar identitas 243 WNI yang tengah berada di Wuhan tak diungkap. Sehingga mereka tak merasa terbebani dengan statusnya yang berasal dari wilayah terjangkitnya virus corona.

"Kita semuanya mungkin ingin tau siapa 243 orang itu, sebaiknya mungkin keingintahuan itu ditekan karena tentu kita harus melindungi setiap orang yang berasal dari Wuhan atau Hubei," ujar Fadjroel di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Jumat (31/1).

Sehingga setelah para WNI tersebut tiba di Indonesia nanti, mereka tak akan mendapatkan beban psikologis secara berlebih. Setelah tiba di Indonesia, lanjutnya, pemerintah pun akan mengkarantina ke-243 WNI itu.

Namun, ia enggan menyampaikan lebih detil terkait prosedur karantina WNI dari China nanti.

Saat ini rencana evakuasi WNI dari China sedang dalam posisi menunggu antrean. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mendapatkan antrean di depan untuk mengevakuasi WNI. Sejumlah negara lainnya pun disebutnya juga tengah berusaha melakukan evakuasi warganya.

Rencananya, evakuasi akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam. Pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar agar semua WNI yang bersedia dievakuasi dapat diterbangkan secara langsung tanpa melalui transit.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan, hingga saat ini virus corona belum ditemukan di Indonesia. "Saya tidak mengatakan Indonesia steril tetapi kenapa kita masih sehat? Karena penularan suatu penyakit itu melibatkan host, lingkungan, dan agennya. Nah, dalam kasus ini, agennya itu nCoV, host-nya itu kita manusia. Kemudian untuk lingkungannya, di Hubei iklimnya seperti apa? Dingin sementara di sini kan panas. Mungkin itu salah satu hal yang berpengaruh virus corona Wuhan belum ditemukan di Indonesia," ujarnya.

Anung mengaku sebenarnya ia sendiri tidak yakin kalau virus novel corona tidak ada Indonesia. Tetapi virus ini belum menginfeksi di Indonesia karena daya tahan tubuh membuat bertahan dari virus ini.

Ia pun terus mengingatkan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pihaknya juga mengobservasi dan memantau diduga terinfeksi sejak dini kasus ini jika menginfeksi.

Di satu sisi, ia meminta masyarakat juga bisa melakukan surveillance pasif yaitu ikut mendorong kawannya atau orang yang dikenal yang diduga terinfeksi virus ini supaya memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat juga menjaga daya tahan tubuh supaya tidak terinfeksi virus tersebut.

Ia menyebutkan kuncinya adalah gerakan hidup sehat, cukup istirahat, cukup makan, dan berolahraga. Selain itu, ia menyebutkan vitamin bisa diminum tetapi bukan yang utama. Yang terpenting ia meminta masyarakat mewaspadai tak percaya mitos-mitos bahwa makanan tertentu bisa terbebas dari infeksi virus ini, contohnya bawang putih.

photo
Infografis Virus Corona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement