Selasa 04 Feb 2020 06:08 WIB

Puan: Observasi WNI dari Wuhan di Natuna Jangan Gaduh

WNI yang pulang dari Wuhan harus dilindungi, kenyamanan di Natuna harus dijaga.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan agar observasi untuk WNI dari Wuhan, China di Natuna terkait penyebaran virus Corona tak menimbulkan kegaduhan. Ia mengingatkan pemerintah agar mampu melakukan observasi dengan baik sekaligus menjaga stabilitas keamanan atas masyarakat Natuna. 

Puan berharap, situasi dan kondisi serta keamanan kenyamanan masyarakat di Natuna harus tetap dijaga. Untuk itu, ia meminta semua kementerian terkait untuk bisa melakukan antisipasi yang tepat. 

Baca Juga

"Jangan sampai hal ini kemudian membuat ada kegaduhan sosial yang terjadi di Natuna," kata Puan di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Senin (3/1).

Menurut Puan, bagaimanapun, mereka yang pulang dari Wuhan tetap merupakan WNI. Sehingga, mereka harus tetap mendapat perlindungan dan keselamatan. Ia pun mengingatkan agar seluruh lapisan masyarakat dapat bergotong royong. 

"Ini adalah bagaimana kita sebagai satu bangsa harus bisa bersatu untuk bisa mengantisipasi dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk menjaga NKRI," ujar dia. 

Puan meyakini, langkah pemerintah di bidang medis atas para WNI yang pulang dari Wuhan telah sesuai standar World Health Organization (WHO), yaitu diobservasi dan diisolasi di suatu tempat. Sehingga, Natuna dipilih atas berbagai pertimbangan.

Di samping itu, Puan meyakini apa yang dilakukan pemerintah sudah berdasarkan analisis keamanan dan kesehatan. Untuk itu, Puan juga mengingatkan pada pemerintah untuk memberikan sosialisasi intensif pada masyarakat, terutama masyarakat Natuna untuk tak bersifat khawatir.

Dengan demikian, evakuasi dan observasi itu tak menimbulkan konflik sosial. "Saya dengar juga dari laporan yang ada bahwa radius yang sudah diperkirakan atau sekarang ini dilakukan adalah minimal 1 km sampai 6 km yang mana tentu saja itu jauh dari lingkungan masyarakat, jadi harusnya semua hal yang sudah disiapkan oleh pemerintah," ujar Puan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement