REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Direktur yang bertanggung jawab atas investigasi kecelakaan di Organisasi Penerbangan Sipil Iran Hassan Rezaifar memutuskan tidak akan lagi membagikan bukti dari penyelidikan kecelakaan pesawat Ukraina kepada Ukraina, Senin (3/2). Hal ini terjadi setelah audio dari penyelidikan dibocorkan oleh media Ukraina.
"Tindakan Ukraina ini membuat kami tidak membagikan bukti lagi kepada mereka," ujar Rezaifar.
File audio itu adalah bagian dari bukti yang diberikan kepada para ahli di Ukraina sebagai bagian dari pemeriksaan tim investigasi kecelakaan bersama. Namun, rekaman yang memperdengarkan rekaman komunikasi pilot itu malah bocor.
"Tim investigasi teknis dari kecelakaan maskapai Ukraina, dalam suatu langkah aneh, menerbitkan file audio rahasia dari komunikasi seorang pilot pesawat yang terbang pada saat yang sama dengan pesawat Ukraina," kata Rezaifar.
Pesawat tersebut jatuh akibat tembakan dari militer Iran pada 8 Januari. Semua penumpang dan awak yang menumpangi pesawat tersebut telah dinyatakan tewas. Terdapat 176 korban jiwa, yang terdiri dari berbagai kewarganegaraan, yaitu 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, tiga warga Jerman, dan tiga warga Inggris.
Ketika pesawat itu jatuh pertama kali, kabar yang beredar karena kerusakan mesin. Namun, beberapa hari kemudian militer Iran mengakui sebagai pelaku penembakan dengan alasan kesalahan manusia. Peristiwa ini pun mendapatkan gugatan dari publik, termasuk warga Iran.