Selasa 04 Feb 2020 13:38 WIB

Bupati Natuna Akui Ada Misinformasi Soal Evakuasi WNI Wuhan

Penempatan WNI di Natuna keperluan mendesak dan sosialisasi luput dilakukan

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Esthi Maharani
WNI dari China yang mendarat di Bandara Hang Nadim Batam untuk selanjutnya menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau
Foto: Istimewa
WNI dari China yang mendarat di Bandara Hang Nadim Batam untuk selanjutnya menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengakui adanya misinformasi di masyarakat Natuna terkait evakuasi dan observasi WNI dari Wuhan, China terkait virus Corona. Misinformasi ini diakui Abdul Hamid sempat menimbulkan keresahan masyarakat.

Awalnya, kata Abdul Hamid, pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan masyarakat tidak mengetahui secara rinci mekanisme evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna. Bahkan, dirinya dan masyarakat hanya mengetahui secara mendadak dari media massa tanpa ada sosialisasi.

"Sebelumnya belum ada. Kita terus terang saja, belum ada (sosialisasi). Kami memang dapat berita itu semuanya hari Sabtu dari media elektronik dan dari staf saya yang memberikan informasi," ujar Abdul Hamid Rizal saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2).

Kemudian, Abdul Hamid selaku bupati pun berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait observasi tersebut. Abdul Hamid mendapat informasi bahwa penempatan di Natuna merupakan keperluan mendesak. Sehingga, proses sosialisasi ke masyarakat sempat luput dilakukan.

"Informasi itu terlambat disampaikan kepada, baik itu kepada pemda maupun kepada masyarakat, sehingga masyarakatnya menerima informasi yang simpang siur, yang sudah bias," kata dia.

Setelah itu masyarakat mendatangi Pemda dan melakukan protes. Dengan koordinasi dengan Kementerian, akhirnya Pemerintah Kabupaten Natuna pun meluruskan informasi kepada masyarakat supaya lebih tenang dan tak bias informasi.

Abdul Hamid menceritakan, masyarakat bahkan sempat meminta WNI yang diisolasi tersebut dipindahkan ke rumah sakit kapal perang di laut. Namun, berdasarkan informasi dari Menteri Kesehatan Terawan, regulasi WHO melarang proses isolasi dilakukan di laut.

"Tetap di darat makanya jalan pintas diambil di hanggar yang baru dibangun itulah di sulap menjadi tempt isolasi. Memang sekarang sudah isolasi tidak boleh ada warga yg mendekat ke situ," ujar Abdul.

Abdul pun menambahkan, hingga saat ini belum ada keluhan sakit tertentu dari masyarakat. Di samping itu, Abdul mengklaim, masyarakat sudah mulai tenang dan tidak lagi menunjukkan resistensi atas penempatan WNI dari Wuhan di Natuna.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement