REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah serius menapaki digitalisasi penyaluran pembiayaan. Hal ini diwujudkan dalam kerja sama bersama Investree yang ditandatangani oleh Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy dan CEO Investree Adrian Gunadi.
Fidri mengatakan, BRI Syariah akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 50 miliar melalui Investree sebagai tahap awal. Tujuan kerja sama ini adalah bentuk dukungan BRI Syariah kepada pengembangan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah.
"Kami sepakat dengan Investree karena memiliki peminjam UMKM dengan tingkat risiko yang terukur," kata dia melalui siaran pers, akhir pekan ini.
Tujuan kerja sama ini adalah memberikan kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bagi pelaku UKM untuk mengakses pembiayaan. Di samping itu, dengan kerja sama ini BRI Syariah akan memperkuat ekosistem ekonomi halal menuju digital.
Fidri mengatakan, fintech bukan pesaing bank. Fintech ada untuk melengkapi fungsi perbankan melayani masyarakat. BRI Syariah tetap berkomitmen membantu pelaku UKM atau badan usaha lainnnya melalui kerja sama seperti ini.
"Jika BRI Syariah bekerja sama dengan Investree kami optimistis dapat menjangkau UKM yang selama ini belum terakses oleh kami," katanya.
Sementara itu, Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengaku antusias menyambut kerja sama. Selain dapat menjadi mitra BRI Syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada UKM-UKM yang sedang berkembang di seluruh Indonesia, semangat yang Investree dan BRI Syariah usung juga sama yaitu menguatkan ekosistem digital dan perekonomian umat.
"Kami yakin dengan berjalannya kerja sama ini, ekonomi syariah di Tanah Air dapat lebih maju," katanya.
Digitalisasi proses pencairan pembiayaan menjadi salah satu strategi BRI Syariah untuk memperkuat bisnisnya. Selain rencana kerja sama dengan Investree, BRI Syariah telah meluncurkan i-Kurma (Kemaslahatan Untuk Rakyat Madani). I-Kurma, yang merupakan aplikasi digital untuk memproses pembiayaan mikro akan mempercepat proses pencairan pembiayaan mikro. Selama ini proses bisnis pembiayaan mikro membutuhkan waktu kurang lebih selama sembilan hari.
Dengan adanya i-Kurma, permohonan pembiayaan mikro bisa selesai dalam satu hari ketika dokumen yang diperlukan sudah lengkap. Atas upaya tersebut, BRIsyariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan signifikan di tahun 2019.
Jumlah pembiayaan BRI Syariah meningkat menjadi Rp 27,38 triliun, atau tumbuh 25,29 persen dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp 21,86 triliun. Pertumbuhan pembiayaan ini tercatat di atas rata-rata pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional maupun perbankan syariah.
Pertumbuhan tertinggi pembiayaan di tahun 2019 terdapat di segmen ritel yakni UKM, konsumer, dan mikro yang jadi kunci pertumbuhan pembiayaan BRI Syariah ke depan. Ketiganya tumbuh masing-masing sebesar 37,47 persen, 28,7 persen dan 26,09 persen.