REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Setidaknya lima tentara Turki tewas dan lima lainnya cedera dalam serangan oleh pasukan rezim Assad di provinsi barat laut Idlib, Suriah, Senin kemarin waktu setempat. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Nasional negara itu dilansir Anadolu Agency, Selasa (11/2).
Peristiwa itu terjadi setelah serangan serupa oleh pasukan rezim pekan lalu di Idlib yang membunuh tujuh tentara Turki dan satu kontraktor sipil yang bekerja dengan militer Turki, dan melukai lebih dari selusin orang.
"Pasukan Turki dikirim sebagai bala bantuan untuk mencegah konflik di Idlib, untuk memastikan keamanan perbatasan, dan untuk mencegah migrasi dan tragedi kemanusiaan datang di bawah tembakan artileri yang intens oleh pasukan rezim," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut dikatakan target musuh segera dihancurkan, menambahkan bahwa pihak berwenang sedang memantau situasi di wilayah yang bergejolak. Pasukan Turki berada di Suriah barat laut, tepat di seberang perbatasan Turki, sebagai bagian dari misi anti-teror dan perdamaian.
Idlib telah menjadi kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-pemerintah sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011. Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Tetapi lebih dari 1.800 warga sipil di sana telah tewas dalam serangan-serangan oleh rezim dan pasukan Rusia sejak saat itu, mencemooh gencatan senjata 2018 dan yang baru yang dimulai pada 12 Januari.
Lebih dari 1,5 juta warga Suriah telah bergerak ke perbatasan Turki karena serangan hebat selama setahun terakhir. Turki tetap menjadi negara dengan pengungsi terbanyak di dunia, menampung lebih dari 3,7 juta migran sejak dimulainya perang saudara Suriah.