REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI — Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak akan membawa partainya menjadi oposisi bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Setelah terpilih pada kongres V di Kendari, Selasa (11/2) kemarin, Zulkifli menegaskan partai berlambang matahari terbit itu akan merugi jika bergabung dalam barisan partai oposisi.
Menurut Zulkifli, posisi oposisi sudah diambil Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Oposisi tagline-nya sudah diambil PKS. Kalau kita masuk, isu oposisi akan sangat merugikan kita," tutur Zulkifli di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Barat, Rabu (12/2).
Zulkilfi menjelaskan, PAN menganut konsep multipartai dalam berpolitik sehingga ia ingin PAN memiliki banyak teman untuk meraih lebih banyak dukungan masyarakat. "Paling tidak kita tidak bermusuhan dengan banyak orang. Kita ini multipartai, karena itu kita perlu teman banyak agar fleksibel dalam memilih," ujar Zulhas.
Namun, ia menegaskan, PAN tidak bergabung dalam koalisi pemerintahan. Partainya memilih berada di tengah, tetapi sedikit ke kanan sebagai partai nasionalis religius. Menurut dia, tantangan PAN untuk menghadapi tahun 2020 dan 2024 akan terasa sangat berat.
Namun, dengan bersatunya semua senior dan kader, Wakil Ketua MPR itu berharap dapat mencapai target tiga besar pada 2024. "PAN harus lebih atraktif, inovatif, kreatif agar tiga besar mudah-mudahan bisa kita dekati," kata Zulkifli.
Zulkifli akhirnya berhasil memecah tradisi ketum PAN satu periode sejak partai ini berdiri. Pada kongres V yang dilaksanakan di Kendari sejak Senin (10/2) lalu, pejawat ketum PAN ini berhasil mempertahankan kursinya dari dua penantang lainnya, Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo.
Dari pemilihan yang digelar melalui voting, Zulkifli berhasil mengumpulkan 331 suara. Penantang utamanya, Mulfachri, berada di urutan kedua dengan 225 suara dan Dradjad di urutan buncit dengan hanya meraih 6 suara. Jalannya kongres sempat diwarnai kericuhan yang mengakibatkan sejumlah orang terluka.
Kericuhan antar dua kubu pendukung calon Ketua Umum PAN saat sidang pleno Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Tiga besar
Seusai terpilih sebagai ketua umum PAN, Zulkifli meminta mantan ketum PAN Hatta Radjasa menjabat sebagai ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN. Hatta menjadi aktor majunya caketum lain, Asman Abnur, yang akhirnya menyatakan mundur dari pencalonan dan memilih bergabung bersama Zulkifli Hasan. Dalam pidatonya, Hatta juga menargetkan PAN bisa menjadi partai tiga besar pada Pemilu 2024 mendatang.
Hatta mengatakan, target itu menjadi ambisi yang akan berat dilakoni PAN. Karena itu, ia berharap seluruh kader bersatu seusai gelaran kongres V ini. "Kita targetkan insya Allah partai ini di 2024, tiga besar partai kita. Kalau kita bekerja keras, bekerja ikhlas, insya Allah, Allah akan membukakan jalan kemudahan bagi kita," ujar Hatta.
Hatta juga meminta seluruh kader dan simpatisan PAN untuk melupakan segala dinamika sebelum dan saat kongres V berlangsung di Kendari. Ia berharap semua pihak kini mendukung Ketua Umum PAN yang baru untuk lima tahun ke depan. "Beri dukungan penuh, kepada ketua umum kita. Kepada DPP, DPW, DPD, kita kerja keras, insya Allah partai kita akan bangkit jaya di 2024," kata Hatta menegaskan.
Menurut dia, kompetisi yang terjadi di PAN dalam pemilihan ketua umum merupakan friendly competition sehingga pemenangnya adalah PAN dan setelah kompetisi, semua kader harus bersatu. Hatta mengingatkan, momentum politik terdekat adalah Pilkada 2020 sehingga semua kader harus bergerak dan bersinergi memenangkan kontestasi pilkada.
"Selesai ini (Kongres PAN), kembali ke daerah masing-masing untuk membangun kekuatan PAN sinergikan dengan masyarakat," ujarnya. Menurut dia, Zulkifli harus segera merumuskan kebijakan-kebijakan untuk lima tahun ke depan dan PAN sebagai partai tidak hanya berpikir untuk internal, tetapi untuk bangsa dan negara. Hatta meminta PAN harus memberikan kontribusi pemikirannya demi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, Zulkifli akan membawa PAN ke dalam koalisi pemerintah, meski dia juga akan merangkul seluruh konstituen PAN, termasuk kubu Mulfachri dan Dradjad Wibowo. Sebab, Zulkifli dinilai tak bisa bergerak sendirian di dalam PAN. Ia harus merangkul pendukung Mulfachri yang mendapat dukungan dari pendiri PAN, Amien Rais.
"Zulhas tak boleh juga main sendiri di PAN. Tetap harus konsultasi dengan pengurus dan kader lain dalam menentukan kebijakan partai. Jika PAN masih ingin solid, Zulhas harus mampu merangkul Amien Rais dan para pendukungnya juga," ujar Ujang kepada Republika.
Pengamat politik dari Universitas al-Azhar itu menilai, sejauh ini sikap politik PAN masih tergolong tanggung. Di satu sisi, PAN tak mau terus terang merapat ke penguasa untuk mengakomodasi konstituen yang menginginkan oposisi. Di sisi lain, ia juga ingin menunjukkan diri sebagai partai di luar pemerintah.
"Masih akan cari aman. Mengkritik pemerintah tak akan berani. Dan, menjadi oposisi pun tak mau," katanya menegaskan. N arif satrio nugroho/nawir arsyad akbar, ed: agus raharjo