REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berharap exit tol Jagorawi kilometer (Km) 42,5 di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor dapat segera diselesaikan. Dibukanya exit tol itu diharapkan dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menuturkan, exit tol masih memiliki kendala pembebasan lahan. Dedie menjelaskan setidaknya masih terdapat 17 bidang lahan yang harus dibebaskan.
"Jalan Parung Banteng yang menjadi exit tol km 42,5 masih ada 17 bidang yang harus dibebaskan. Target kita Juni 2020 sudah bisa dibuka exit tol baru, semoga bisa berjalan lancar," ungkap Dedie di Kota Bogor, Jumat (14/2).
Dedie menjelaskan, pembebasan lahan yang masih 17 bidang tersebut ditangani PT Summarecon. Namun, Summarecon meminta bantuan Pemkot Bogor untuk mengkomunikasikan dengan warga pemilik lahan.
Dedie mengatakan dengan dibukanya pintu di tol Jagorawi kilometer 42,5 agar arus lalu lintas dari Jakarta menuju ke Bogor dan sebaliknya akan menjadi lebih lancar. “Ini semua menjadi wujud keseriusan Kota Bogor untuk melakukan penataan di Bogor Timur," kata Dedie.
Selain itu, dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Bogor Timur pada, Kamis (13/2), Dedie menjelaskan Kecamatan Bogor Timur memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) lain. Di antaranya Jalan Regional Ring Road (R3) dari Parung Banteng dan Terminal Baranangsiang yang harus bisa diselesaikan.
Dedie menyatakan, persoalan Jalan R3 juga memiliki kendala ihwal pembebasan lahan telah terjadi sejak tahun 2009. Namun, Pemkot Bogor terus berupaya untuk mengkomunikasikan dengan warga pemilik lahan.
Sedangkan untuk Terminal Baranangsiang yang dikelola Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Dedie menjelaskan, persoalan yang sempat ramai telah selesai. Bahkan, Dedie menyatakan, Terminal Baranangsiang akan menjadi kawasan transit oriented development (TOD).
Diketahui, Pemkot Bogor mengerjasamakan Terminal Baranangsiang sejak 2012 dengan swasta, PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI) untuk memberikan pelayanan lebih baik melalui skema bangun guna serah. Namun, PGI tidak kunjung merealisasikan pengembangan Terminal Baranangsiang.
"Sudah selesai diserahkan dan akan jadi kawasan TOD untuk sistem transportasi terpadu," ucap Dedie.