REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah desa di Jabar yang cenderung lebih sedikit disandingkan Jawa Timur dan Jawa Tengah, dinilai akan berdampak pada penyaluran dana desa. Saat ini, anggaran pusat untuk dana desa Jabar tidak lebih besar, padahal memiliki jumlah penduduk jauh lebih banyak dari dua provinsi tersebut.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengklaim, Jabar sebagai provinsi yang pengentasan kemiskinannya paling cepat dibandingkan Jateng dan Jatim. Hal tersebut lantaran evektifnya program-program inovatif yang sejauh ini telah digagas.
"Berdasarkan BPS statistik, angka kemiskinan kita turun walaupun desa kita lebih sedikit sehingga dana desanya juga terbatas," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (2/3).
Saat ini, Jabar hanya memiliki 5.312 desa. Jumlah tersebut lebih sedikit disandingkan Jawa Tengah sebanyak 7.809 dan Jawa Timur 7.724 desa. Sedangkan dana desa yang untuk Jabar hanya Rp 5,7 triliun. Bila dibandingkan dengan Jateng saja yang dikucurkan Rp 7,8 triliun, tentunya anggaran dana desa untuk Jabar lebih minim.
Kendati demikian, saat ini angka kemiskinan Jabar di angka 9,7 persen atau 1,1 juta jiwa. Sementara Jateng 12,4 persen atau 2,1 juta jiwa.
Pencapaian lainnya, yaitu banyaknya status desa yang meningkat. "Rumus ini akan kita kebut denngan sisa 4 tahun kepemimpinan saya, insya Allah semua minimal naik ke desa maju," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat Dedi Sopandi mengatakan, dalam jangka setahun terdapat peningkatan status desa secara signifikan. Misalnya, pada 2018 lalu terdapat 695 desa maju di Jabar. Sedangkan pada 2019, bertambah menjadi 1.232 desa.
"Begitu juga Desa Mandiri, tahun 2018 lalu jumlahnya 33 desa sedangkan 2019 menjadi 98 desa," kata Dedi.
Bahkan, kata dia, dengan sejumlah program inovasi mampu mengentaskan jumlah desa sangat tertinggal. Di mana pada 2018 terdapat 48 desa sangat tertingga di Jabar.
"Desa sangat tertinggal tahun 2019 itu kosong. Tapi, kami tetap akan menjaga agar tidak ada tumbuh lagi karena terkena dampak seperti bencana yang memang tidak bisa dihindarkan," paparnya.