REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Sejumlah pedagang di Pasar Gede Solo meracik empon-emponyang dipercaya dapat mengantisipasi virus corona jenis baru (Covid-19). Naiknya harga empon-empon seperti jahe, kunir, temulawak, serai, dan kayu manis tersebut membuat para pedagang meracik jamu sendiri untuk mengatasi pemintaan pasar yang terus meningkat sejak adanya kasus corona.
Sartini (52 tahun) salah satu pedagang empon-empon di Pasar Gede Solo mengatakan dirinya mempunyai ide meracik sendiri jamu herbal dari bahan baku empon-empon untuk dibuat minuman untuk mencegah kasus Covid-19. Jamu anticorona yang diracik itu, terdiri jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan gula batu.
"Saya membuat racikan jamu ini, ternyata banyak peminatnya. Saya rata-rata meracik bahan empon-empon ini sebanyak 25 bungkus yang berisi setiap bungkus ada 10 paket dengan harga hanya Rp30.000 per bungkus," kata Sartini, Jumat (6/3).
Manurut dia, masyarakat lebih tertarik membeli barang yang sudah racikan tersebut untuk menjaga kesehatannya tetap fit. Jamu racikannya itu, memang untuk meningkatkan stamina, sehingga mereka yang mengonsumsi tidak mudah terserang penyakit termasuk kasus virus Corona.
Sartini mengaku mampu meracik bahan empon-empon tersebut hanya 25 bungkus per hari dan selalu habis terjual. Jika mampu meracik lebih dari itu, produknya diperkirakan juga bisa habis, karena permintaan pasar terus meningkat.
Minah (55) pedagang lain di pasar yang sama, mengatakan para pedagang selain menjual empon-empon basah, juga menyediakan bahan kering yang dibuat racikan termasuk herbal antivirus Corona. Hal tersebut, kata Minah, salah satunya dampak dari kenaikan harga sejumlah bahan empon-empon sepekan terakhir ini, karena adanya kasus virus Corona. Untuk itu, pedagang banyak yang mengeringkan bahan empon-empon diracik menjadi herbal untuk meningkatkan stamina.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi saat dikonfirmasi soal harga empon-empon di Solo ada kenaikan, membenarkan. Hal ini, seperti hukum ekonomi jika permintaan meningkat dan stok tetap, maka harga akan bergerak naik.
"Saya melihat perkembangan harga empon-empon di Solo tinggi karena permintaan meningkat dampak adanya kasus Corona. Masyarakat banyak mengonsumsi empon-empon sebagai antipasi virus corona," katanya.
Namun, kata dia, jika permintaan kembali menurun harga akan kembali normal seperti semula. Bahan empon-emon yang dijual di Solo, banyak dipasok dari Kabupaten Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten dan Boyolali, katanya.