REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Willy Aditya mengatakan, mewabahnya virus Corona jenis baru, COVID-19 dapat menimbulkan gejolak sosial di Indonesia. Karena itu, ia menilai, diperlukan peran TNI jaga keamanan nasional.
Willy ketika dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (8/3), mengatakan, gugus tugas TNI tidak hanya di medan peperangan, namun TNI memiliki tugas operasi militer selain perang (OMSP). "Salah satu wujud OMSP adalah penanggulangan bencana. Keterlibatan TNI dalam konteks wabah COVID-19, masuk dalam kategori penanggulangan bencana ini," kata Willy.
Apalagi penyebaran virus ini bisa disebut sudah mengancam keamanan nasional. Selain besarnya peluang masuk dari berbagai penjuru dunia, virus ini juga berpotensi menimbulkan gejolak sosial.
"Di sinilah peran yang bisa dimainkan oleh TNI dalam konteks keamanan nasional (national security). Saat eksistensi sebuah bangsa terancam, di situlah TNI harus turun tangan. Termasuk dalam konteks ancaman virus corona saat ini," paparnya.
Saat ini, lanjut dia, TNI bisa menjadi supporting system dalam upaya pengamanan ini. Misalnya, di pintu-pintu masuk ke Tanah Air, baik di darat, laut, maupun udara. Termasuk di daerah-daerah perbatasan.
"Intinya, TNI punya kewajiban untuk menjaga keselamatan seluruh tumpah darah Indonesia, tidak terkecuali dari ancaman virus corona. TNI bahkan harus menjadi garda terdepan (front liner)," tegas Willy.
Pemegang gelar master manajemen pertahanan ini menambahkan, keterlibatan militer dalam upaya mengatasi keselamatan warga negaranya dari berbagai ancaman, termasuk dari wabah COVID-19 ini telah menjadi model utama penanganan di banyak negara. "Mulai Desember 2019 beberapa negara maju telah menerapkannya. Apalagi jika sebuah wabah sudah naik levelnya ke level pandemik," ujarnya.
Karena itu, DPR meminta Kementerian Pertahanan untuk proaktif dalam upaya penanganan wabah COVID-19. "Virus ini sudah seperti teroris yang bisa muncul kapan saja dan selalu mengancam warga. Karena penanganan tidak hanya sektoral kesehatan, tetapi secara integral multi sektor," ujarnya.