Senin 09 Mar 2020 19:02 WIB

13 Orang Meninggal karena DBD di Sikka NTT

Tercatat 1.195 kasus DBD terjadi di Sikka selama 1 Januari hingga 8 Maret 2020

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
DBD kembali menelan korban kali ini di Sikka NTT, 13 jiwa meregang nyawa akibat DBD. Foto fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD, (ilustrasi).
Foto: Republika/Edi Yusuf
DBD kembali menelan korban kali ini di Sikka NTT, 13 jiwa meregang nyawa akibat DBD. Foto fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 13 jiwa meninggal dunia di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kemudian tercatat 1.195 kasus DBD terjadi di Sikka selama periode 1 Januari 2020 hingga 8 Maret 2020.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkap berdasarkan update per 1 Januari 2020 hingga 8 Maret 2020, jumlah kasus di Sikka mencapai diatas 1.000 kasus. "Kasus DBD di Sikka secara kumulatif mulai 1 Januari 2020 sampao 8 Maret 2020 sebanyak 1.195 kasus dan 13 jiwa meninggal dunia," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (9/3).

Baca Juga

Sementara itu, dia melanjutkan, sebanyak 119 orang masih dirawat. Untuk menangani kasus DBD di provinsi itu, Nadia mengaku pihaknya telah mesin fogging, raket nyamuk, insektisida, larvasida, dan repellent nyamuk. Selain itu, ia menambahkan, pihaknya melakukan pendampingan dan evaluasi fogging. Tak hanya itu, ia menyebutkan survei dan pengendalian vektor juga dilakukan.

"Kemudian kami memantau kasus dan menganalisa data di posko DBD Kabupaten Sikka," katanya.

Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengakui, peningkatan kasus DBD di Sikka sangat serius. Tak hanya Sikka, ia juga menyoroti tingginya kasus DBD di Kupang Timur, NTT. "Ada 13 kematian di Sikka," ujarnya.

Karena itu, ia mengaku terbang ke Sikka hari ini untuk mengecek kondisi di lapangan. "Ini kalau tidak diatasi dengan baik, akan membuat hal yang tidak nyaman," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement