Selasa 10 Mar 2020 20:19 WIB

Pemerintah Berburu Jejak Kontak Pasien Corona

Pelacakan menjadi cara utama pemerintah cegah penularan virus corona meluas.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Tim medis mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) terjangkit virus corona (COVID-19) turun dari kapal saat simulasi penanganan virus Corona di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/3/2020).( Antara/Abriawan Abhe)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Tim medis mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) terjangkit virus corona (COVID-19) turun dari kapal saat simulasi penanganan virus Corona di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/3/2020).( Antara/Abriawan Abhe)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkejaran dengan waktu untuk melacak jejak kontak yang pernah dilakukan pasien positif corona (Covid-19). Tracing atau pelacakan, disebut sebagai senjata utama pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 semakin meluas.

Pelacakan berfungsi untuk mendata siapapun yang pernah melakukan kontak dengan seluruh pasien positif Covid-19 dan memastikan mereka dalam kondisi sehat. Bila ada gejala ke arah penyakit tersebut, maka tindakan medis segera dilakukan.

Baca Juga

"Tracing menjadi penting karena kebanyakan masuk itu, karena kebanyakan ini menular dekat," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Selasa (11/3).

Pelacakan, ujar Yuri, juga bertujuan agar siapapun pihak yang berada dalam jejak kontak dan diketahui menunjukkan gejala Covid-19 bisa segera diisolasi. Tindakan ini dilakukan demi menghentikan penyebaran virus tersebut.

"Kalau tidak begitu, dia akan menjadi sebaran masyarakat sekitar situ. Yang kita kejar betul tracing. Lebih baik dengan cara tidak terbuka karena nanti kabur (pasien terduga Covid-19)," kata Yuri.

Selain pelacakan, pemerintah juga memperketat pengawasan di pintu masuk kedatangan internasional. Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek suhu tubuh setiap penumpang dan pengisian Health Alert Card.

"Ini menjadi penting karena banyak sekali yang masuk dalam keadaan gejala yang minimal," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement