REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam pidatonya yang disiarkan televisi dan media sosial, Kamis (12/3) malam, meminta warga mempersiapkan diri, khususnya kesehatan mental masing-masing pihak, di tengah pandemi virus corona (COVID-19). "Kita harus siap sedia dari segi psikis jika keadaan nanti berubah mendadak. Kita mesti mempersiapkan diri dengan langkah-langkah jangka pertengahan dan jangka panjang," kata PM Lee dalam pidato keduanya mengenai penanganan COVID-19 di Singapura.
Kesehatan mental warga jadi perhatian PM Lee demi mencegah kepanikan massal, salah satunya ditunjukkan dengan aksi belanja berlebih (panic/rush buying). Kepanikan ini sempat terjadi setelah Singapura melaporkan kasus pertama COVID-19 pada 23 Januari.
Per Rabu (11/3), otoritas setempat melaporkan 178 pasien dilaporkan positif Covid-19. Dari jumlah itu, 96 di antaranya telah dinyatakan pulih dan belum ada pasien yang meninggal dunia.
Demi menekan laju penyebaran Covid-19, PM Lee meminta warga bekerja sama menjalankan peran untuk menjaga kebersihan pribadi, dalam komunitas, dan lingkungan sekitar. Dalam pidatonya itu, ia meminta warga mempertimbangkan kembali rencana untuk berkumpul dengan komunitasnya.
"Kita harus waspada sebelum mengikuti kegiatan sebuah kelompok, termasuk kelompok agama. Kita sudah ada dua kasus yang melibatkan peserta himpunan/kelompok Tabligh (pengajian, red) yang besar baru-baru ini di Kuala Lumpur. Pada masa-masa gentig sekarang ini saya harap anda paham mengurangi jumlah jamaah (yang berkumpul dalam satu tempat, Red) dan mempersingkat waktu khotbah (ceramah, Red)," kata PM Lee.
Anjuran itu disampaikan setelah dua warga Singapura dinyatakan positif tertular Covid-19 setelah menghadiri acara keagamaan "Jhor Qudamak Malaysia 2020" di Masjid Seri Petaling, Selangor Malaysia. Setidaknya, kurang lebih 90 warga Singapura menghadiri acara tersebut.
Setelah kasus dua jamaah positif COVID-19, Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) mengumumkan pada hari ini pihaknya akan menutup kurang lebih 70 masjid pada 13 hingga 27 Maret. "Situasi terbaru Covid-19 merupakan ujian bagi kejiwaan kita. Para pekerja sedang bekerja keras menjalankan tugas mereka dengan penuh dedikasi, dan warga juga menyokong dan mendukung mereka. Saya bangga dan terharu yang ditunjukkan rakyat Singapura. Ayo kita satukan usaha membasmi Covid-19," ujar PM Lee dalam Bahasa Melayu.