Senin 16 Mar 2020 16:04 WIB

Kiat Dinas Desa Jabar Atasi DBD dan Covid-19

Para kader Posyandu itu telah diberikan pembekalan selama dua hari di Kuningan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-D) Jawa Barat melibatkan berbagai unsur guna mensosialisasikan dan mengantisipasi penyebaran penyakit. Salah satunya, dengan melakukan sinergi bersama 655 koordinator Posyandu dari setiap kecamatan se Jabar.
Foto: istimewa
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-D) Jawa Barat melibatkan berbagai unsur guna mensosialisasikan dan mengantisipasi penyebaran penyakit. Salah satunya, dengan melakukan sinergi bersama 655 koordinator Posyandu dari setiap kecamatan se Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-D) Jawa Barat melibatkan berbagai unsur guna mensosialisasikan dan mengantisipasi penyebaran penyakit. Salah satunya, dengan melakukan sinergi bersama 655 koordinator Posyandu dari setiap kecamatan se Jabar. 

Menurut Kepala DPM-D Jabar Dedi Sopandi, para koordinator tersebut akan melakukan tiga tugas penting, di antaranya untuk mensosialisasikan dan mengantisipasi wabah virus Corona atau Covid19. 

"Pertama menyangkut Corona atau Covid19, kedua waspada tentang kondisi stunting. Dan yang ketiga ini sebentar lagi akan muncul gejala demam beradarah dengue (DBD)," ujar Dedi kepada wartawan, Senin (16/3).

Menurut Dedi, para kader Posyandu itu telah diberikan pembekalan selama dua hari di Kuningan, sejak Kamis (12/3). Dinasnya telah memberikan pesan agar setiap posyandu di Jabar menyiapkan berbagai strategi guna meminimalisir masyarkat terjangkit penyakit.

Salah satunya, yaitu di setiap Posyandu akan dibuka meja layanan ke enam khusus untuk melayani masyarakat. Saat ini, di setiap posyandu hanya membuka lima meja pelayanan.

"Nah yang ke enam ini mengenai layanan khusus. Layanan khusus itu menyangkut pelayanan stunting, disabilitas, sosialisasi, penyuluhan, demam berdarah dan sebagainya," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah meminta setiap posyandu untuk mensosialisasikan terkait pencegahan Covid19 melalui spanduk. Dedi berharap, para koordinator posyandu agar terus berkoordinasi dengan kepala desa setempat yang sebelumnya telah sudah mendapatkan surat edaran. 

"Sehingga mampu dilalukan secara door to door nanti ke depannya, jadi mereka datang ke rumah-rumah. Ini dalam rangka meminimalisir dan mensosialisasikan dan pencegahan yang kita harus waspadai," paparnya.

Menurut Dedi, sejumlah kader posyandu pun telah dibekali dengan  ESQ (emotional spiritual quostient). Hal ini dilakukan agar dapat meredam kepanikan yang terjadi di masyarakat, khususnya dalam menyikapi wabah Corona. "Kita juga mohon kepada tokoh ulama agar bisa melakukan doa bersama dan sebagainya. Agar negara kita segera pulih kembali," katanya. 

Selain itu, pihaknya akan megajukan upaya pengendalian sampah masuk dalam usulan anggaran bantuan desa. Hal itu menyusul masukan dari sejumlah Kepala PMD dalam forum perangkat daerah. Apalagi, saat ini sampah sudah menjadi salah satu permasalahan di desa. Di mana, memiliki dampak buruk pula untuk kesehatan. 

"Nanti ada beberapa langkah langkah untuk itu, dari mulai sarana tempat pengelolaan sampah sampai dengan kendaraan pengangkut sampah akan dicoba menjadi bagian usulan di tahun 2021," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement