REPUBLIKA.CO.ID, ISANBUL -- Turki untuk sementara waktu akan menutup kafe dan tempat olahraga, serta tempat hiburan. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19).
Pemerintah Turki juga meminta semua kegiatan dan pertemuan organisasi non pemerintah ditunda. Penutupan tempat publik ini akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Tak hanya itu, Kepala Direktorat Agama Turki, Ali Erbas, mengatakan, pihaknya mengimbau masyrakat untuk sementara waktu tidak shalat berjamaan di masjid. Tempat-tempat ibadah akan tetap terbuka untuk shalat individu.
Menteri Kesehatan, Fahrettin Koca, mengatakan, hingga saat ini, jumlah kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 47 dengan 29 kasus baru. Hal ini menandakan kenaikan harian tertinggi sejak mengumumkan kasus pertamanya pekan lalu, namun tidak ada pasien meninggal yang dilaporkan.
Sementara kemarin, warga Turki yang berada di sembilan negara Eropa meminta untuk dipulangkan. Pemerintah Turki berencana menjemput warga negaranya, Selasa (17/3), dengan syarat harus dikarantina selama 14 hari.
Tak hanya itu, ribuan Muslim yang kembali ke Turki dari ibadah umroh di Arab Saudi menjalani karantina pada Ahad lalu. Sementara, Ankara juga memperpanjang larangan terbang ke enam negara termasuk Inggris dan Uni Emirat Arab, sehingga jumlah negara menjadi 20, kata menteri kesehatan.