Rabu 18 Mar 2020 12:00 WIB

Jauhi Corona! Jaga Jarak Lima Langkah dengan Orang Lain

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menngimbau masyarakat patuhi social distancing.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penumpang menaiki bus Transjakarta di Halte Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (17/3). PT Transjakarta akan menambah rute perjalanan menjadi 123 rute dan menambah jam operasional, hal ini untuk mengurangi antrean panjang yang terjadi di beberapa halte pada Senin (16/3) kemarin. Republika/Putra M. Akbar(Republika/Putra M. Akbar)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang menaiki bus Transjakarta di Halte Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (17/3). PT Transjakarta akan menambah rute perjalanan menjadi 123 rute dan menambah jam operasional, hal ini untuk mengurangi antrean panjang yang terjadi di beberapa halte pada Senin (16/3) kemarin. Republika/Putra M. Akbar(Republika/Putra M. Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui gugus tugas penanganan virus novel corona (Covid-19) menginstruksikan masyarakat mematuhi social distancing untuk menghindari penularan. Salah satu bentuk social distancing untuk menjauhkan corona adalah menjaga jarak hingga lima langkah.

"Social distancing artinya menjaga jarak sosial dengan orang lain yaitu lima langkah," ujar Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat video conference yang ditayangkan melalui akun youtube saluran BNPB, Rabu (18/3).

Ia mengimbau masyarakat benar-benar mematuhinya dan beraktivitas di rumah. Misalnya belajar di rumah untuk menghindari kontak erat sebab jika tetap memaksa menempuh ilmu di kampus maka ini menjadi risiko karena jarak antara satu orang dengan orang lain berdekatan.

Kalaupun harus pergi dari rumah, ia meminta masyarakat untuk sementara tidak berjabat tangan dengan orang lain, sering mencuci tangan, sebisa mungkin hindari kerumunan. Selain itu, dia melanjutkan, masyarakat bisa menggunakan masker wajah atau sapu tangan ketika berada di tempat ramai dan hindari pegangan tangan di commuter line (KRL) hingga tombol di lift.

"Kalau (keluar rumah) tidak bisa dihindari, maka sering cuci tangan," katanya.

Ia juga meminta masyarakat terapkan etika batuk dengan benar yaitu menggunakan siku, lengan sehingga partikel air liur (droplet) tidak menyebar. Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat menjaga daya tahan tubuhnya.

Sebab, ia menjelaskan penyakit ini bisa dilawan dengan daya tahan tubuh manusia. Sebab kalau tubuh sehat maka virus ini dilawan antibodi yang sudah ada di tubuhnya. Pihaknya meyakini upaya-upaya ini lebih efektif karena jumlah masyarakat Indonesia lebih banyak yang sehat dibandingkan yang terinfeksi virus itu.

Ia menyebut kini jumlah penduduk Indonesia hampir 270 juta jiwa berbanding 172 yang positif terinfeksi Covid-19 dan tujuh jiwa yang meninggal tentu lebih banyak yang sehat.

"Artinya kalau melakukan hal seperti ini maka bisa melawan musuh kita," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement