Rabu 18 Mar 2020 15:58 WIB

China Kembangkan Sembilan Vaksin Covid-19

Negara maju kini berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Negara maju kini berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP/Ted S. Warren
Negara maju kini berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Negara-negara maju kini berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Amerika Serikat (AS) dan China sudah memulai uji klinis pada manusia, namun AS kali ini lebih terdepan.

Produsen vaksin CanSino Biologics di Tianjin, timur laut China mengatakan sedang mencari sukarelawan untuk menjadi bagian dalam percobaan klinis. Sukarelawan akan terlibat selama enam bulan dari perawatan yang dikembangkan bersama Academy of Military Medical Sciences. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Provinsi Hubei, China relawan untuk uji coba harus berusia 18 hingga 60 tahun tanpa riwayat infeksi corona.

Baca Juga

"Vaksin ini tidak mengandung zat-zat infeksius, sangat aman dan stabil, dan hanya membutuhkan satu inokulasi," kata CDC Hubei dalam permintaannya untuk sukarelawan dikutip Sotuh China Morning Post, Rabu (18/3).

Sebanyak sembilan vaksin dikembangkan melalui lima pendekatan berbeda, termasuk vaksin tidak aktif, vaksin berbasis vektor virus, dan vaksin gen. Seorang ahli kontrol kualitas produk biologi dan akademisi Chinese Academy of Sciences, Wang Junzhi, mengatakan vaksin itu diperlukan untuk memenuhi peraturan dan standar teknis yang relevan serta persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum memulai uji klinis.

Vaksin potensial yang dikembangkan oleh CanSino dan peneliti di akademik militer kedokteran China dipimpin oleh ahli virologi Chen Wei. Vaksin itu direkayasa secara genetik.

Bentuk tajam seperti duri pada permukaan virus corona mengikat sel manusia dan memungkinkan virus untuk menyerang sel manusia sehingga menyebabkan infeksi yang kadang-kadang fatal dikenal sebagai Covid-19. Secara teori, vaksin dapat melatih serangan semacam itu dan memicu tubuh manusia untuk siap merespons infeksi yang sebenarnya.

CanSino telah mengajukan aplikasi peninjauan obat baru pra-investigasi untuk vaksin Ad5-nCoV kepada otoritas regulasi China dan sedang dalam proses mengirimkan dokumen teknis terkait. Vaksin yang dikembangkan oleh CanSino dan Academy of Military Medial Sciences adalah yang terdepan dari sembilan yang sedang dikembangkan oleh China.

Semua vaksin ini sedang dalam proses menyelesaikan studi uji praklinis dan akan memasuki uji klinis pada April. Menurut Wang, beberapa di antaranya diharapkan selesai lebih cepat daripada yang lain.

"Penelitian dan pengembangan vaksin China untuk virus corona, secara umum, adalah yang paling maju di dunia. (Kami) tidak akan lebih lambat dari negara lain," kata Wang dalam konferensi pers di Beijing.

Pengumuman CDC Hubei datang sehari setelah sukarelawan pertama memulai uji coba fase I untuk vaksin eksperimental yang didanai oleh Institut Kesehatan Nasional AS dan dikembangkan oleh perusahaan biotek Moderna. Kandidat vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA) Cina yang dikembangkan bersama oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Universitas Tongji dan Stermina di Shanghai, sedang menjalani uji coba hewan dan diperkirakan akan memasuki frase klinis pada pertengahan April.

Para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba melakukan percobaan pembuatan vaksin. AS dilaporkan telah mencoba membeli pengembang vaksin Jerman sehingga hanya akan memasok ke AS saja. Pemerintah Jerman dilaporkan menawarkan insentif keuangannya sendiri untuk perusahaan biofarmasi yang bersangkutan, CureVac.

"Vaksin adalah sarana medis paling efektif untuk pencegahan dan pengendalian epidemi karena secara efektif dapat menghentikan penyebaran virus," ujar direktur ilmu pengetahuan dan teknologi di Kementerian Pendidikan China, Lei Chaozi. Menurutnya, vaksin juga memainkan peran penting dalam menstabilkan ekonomi dan memungkinkan negara untuk kembali normal ketika pekerjaan dan produksi berlanjut.

Presiden Cina Xi Jinping menyerukan pengembangan vaksin virus corona dan obat-obatan yang lebih cepat pekan lalu. Sekitar 1.000 ilmuwan China telah berupaya mengembangkan vaksin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement