REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan penyemprotan disinfektan terhadap semua fasilitas umum di Kota Bengawan. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 setelah penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona di Solo.
Penyemprotan sudah dilaksanakan sejak awal pekan ini. Fasilitas umum yang disemprot mencakup kompleks Balai Kota, pasar tradisional, rumah ibadah, sekolah, angkutan umum, terminal, dan lain sebagainya.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, penyemprotan dilakukan setiap hari sekaligus sosialisasi bahwa virus Corona bisa dilawan mulai dari diri sendiri melalui pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Penyemprotan melibatkan sejumlah elemen termasuk TNI dan Polri.
"Yang paling utama adalh TNI, Polri bersama rakyat gotong royong melawan corona ini, ini memang kami lakukan setiap hari untuk penyemprotan. Dan hari ini ada sembilan tim yang kami sebar. Satu tim minimal lima tempat," kata Rudyatmo kepada wartawan, Kamis (19/3).
Sementara ini, lokasi yang berdekatan dan bisa dijangkau dilakukan penyemprotan terlebih dahulu. Sehingga Pemkot menekankan tidak ada istilah hanya melayani satu golongan. "Semua masyarakat kami layani tanpa memandang suku, agama dan golongan. Semua free tidak dipungut biaya semua dibiayai oleh Pemkot," ungkapnya.
Pemkot telah menyiapkan anggaran senilai Rp 2 miliar untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona. Anggaran tersebut digunakan untuk tracing dan karantina mandiri. Selain itu, untuk membeli cairan desinfektak guna menyemprot sekolah-sekolah, pasar-pasar dan tempat umum.
Di sisi lain, Wali Kota Solo juga meminta kerja sama dari kabupaten-kabupaten di Solo Raya untuk bekerja sama dalam melawan dan mencegah virus Corona.
"Kota Solo yang dipakai untuk rumah sakit rujukan ini terus melakukan kegiatan ini tanpa berhenti. Satu minggu pun kita jalan untuk melakukan penyemprotan, mudah-mudahan panas ini terus berlanjut, jadi virus yang di Solo mati," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Solo, Musta'in Ahmad, mengatakan, sudah sepekan ini Kemenag meminta rumah-rumah ibadah melalui lembaga-lembaga keagamaan untuk melakukan PHBS. Sudah ada edaran dari Menteri Agama yang dikirim ke rumah-rumah iibadah itu.
"Rumah-rumah ibadah itu termasuk masjid, gereja semuanya kami minta aktif untuk meminta atau mengajukan penyemprotan ini, sehingga ada komunikasi yang baik antara tim dengan pengelola," ucap dia.