REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Alesander Cerefin, mengakui, dunia sepak bola tengah menghadapi krisis terbesar dalam sejarah lantaran dihantam pandemi virus Corona (COVID-19). Mewabahnya virus Corona akhirnya memaksa UEFA menunda gelaran Piala Eropa 2020 hingga satu tahun mendatang.
Penundaan gelaran Piala Eropa 2020 ini menyusul penghentian sementara sejumah kompetisi domestik dan kontinental di Benua Eropa. Cerefin pun mengakui, ini merupakan krisis terbesar yang tengah dihadapi dunia sepak bola, terutama di benua biru. Kendati begitu, Cerefin tetap optimis, berbagai pihak di dunia sepak bola bisa melewati dan belajar dari krisis ini.
''Harus saya katakan, ini adalah krisis terbesar yang tengah dihadapi dunia sepak bola di sepanjang sejarah. Namun, ini juga menjadi kesempatan untuk kembali membenahi sejumlah hal dan lebih mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan. Saya pun lebih optimis dalam memandang masa depan olahraga ini,'' kata Cerefin dalam wawancara dengan Associated Press, seperti dikutip NBC, Kamis (19/3).
Secara khusus, Cerefin menyebut, penghentian sementara sejumlah kompetisi utama di Eropa dan penundaan Piala Eropa 2020 akan berimbas pada berubahnya jadwal reguler kompetisi sepak bola di Eropa. Tidak hanya itu, penghentian kompetisi juga memiliki dampak finansial, tidak hanya buat UEFA tapi juga buat klub-klub dan otoritas penyelenggara kompetisi.
Untuk itu, UEFA akan membentuk dua gugus tugas sekaligus. Gugus tugas yang pertama akan berugas mengatur jadwal kompetisi, sedangkan gugus tugas kedua akan membantu klub-klub dan penyelenggara kompetisi domestik yang terdampak secara finansial akibat penundaan kompetisi.
''Beberapa klub dan otoritas penyelenggara kompetisi akan menemui kendala serius dan kesulitan secara finansial. Nantinya, gugus tugas yang dibentuk akan melihat bagaimana kami bisa membantu mereka, terutam terkait dampak finansial akibat krisis ini,'' kata Cerefin.