Ahad 22 Mar 2020 07:46 WIB

3.000 Siswa Turki di Tujuh Negara akan Dipulangkan

Total kematian karena Corona di Turki menjadi 21.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona(MgIT03)
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona(MgIT03)

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Lebih dari 3.000 siswa Turki di tujuh negara yang telah menangguhkan penerbangan internasional akibat Covid-19, akan dipulangkan ke Turki.  Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Ahad (22/3).

Mevlut Cavusoglu dalam siaran di televisi Turki mengatakan setidaknya 3.358 siswa di Inggris, Irlandia, Swiss, Polandia, Italia, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menjalankan upaya diplomatik yang menuntut agar mereka dievakuasi. Pemulangan ini akan dimulai pada Ahad (22/3) waktu setempat ini.

Setelah tiba, para siswa akan dikarantina selama 14 hari di asrama-asrama di provinsi Sakarya dan Samsun. Cavusoglu juga mengungkapkan, Turki telah memberikan dukungan moral dan material kepada warga Turki di negara-negara di mana pintu masuk dan keluar ditutup.

"Jika ada masalah global, kita harus menghadapinya dengan seluruh komunitas internasional, berjuang bersama dan meningkatkan solidaritas," katanya sambil menunjuk kemungkinan pertemuan G20 melalui konferensi video dalam beberapa hari mendatang.

Covid-19 muncul di Wuhan, China Desember lalu, dan telah menyebar ke setidaknya 167 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS. Dari lebih dari 303 ribu kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian sekarang mendekati 13 ribu, sementara lebih dari 91.600 telah pulih.

Meskipun jumlah kasus meningkat, sebagian besar yang terinfeksi mengalami gejala ringan dan sembuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan wabah itu pandemi. Turki sampai saat ini telah mengonfirmasi 12 kematian akibat Corona, angka ini meningkat seperti diumumkan pada Sabtu (21/3) malam, sehingga total kematian karena Corona di Turki menjadi 21.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement