REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT mengajarkan sholat saat Nabi Muhammad SAW melakukan Isra Miraj. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menjelaskan tentang hikmah Isra Miraj dan sholat di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19.
Mu'ti menerangkan, sholat memberikan kekuatan, hal ini bisa dipahami dari konteks Isra Miraj ketika Nabi Muhammad menerima wahyu shalat. Di tengah cobaan yang silih berganti, Allah mengajarkan sholat sebagai formula bagaimana agar tetap bertahan. Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 153, Allah berfirman, wahai kaum beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.
"Kaitan antara sholat dengan ketabahan dapat dipahami dari ayat 155-157. Di dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menguji manusia dengan berbagai cobaan seperti ketakutan, kelaparan, dan kematian. Bagi mereka yang sabar, berbagai musibah adalah ujian yang membuka pintu kesadaran akan hakikat kehidupan, sangkan paraning dimadu, dan spirit meraih meraih kebahagiaan," kata Mu'ti kepada Republika, Ahad (22/3).
Ia mengatakan, banyak sekali figur teladan dan inspiratif yang sukses adalah mereka yang meniti hidup di tengah gelombang, badai rintangan dan kesulitan. Mereka yang menegakkan shalat senantiasa optimistis bahwa Allah akan mengulurkan tangan-Nya bagi siapapun yang meminta pertolongan.
Sholat juga menumbuhkan solidaritas sosial. Kesempurnaan shalat tidak terletak semata-mata pada pemenuhan syarat dan rukun atau kaifiah syariah, tetapi pada aktualisasi sosial dan kepribadian personal. Di dalam Surah Al-Maun Ayat 1-7, Allah mencela orang yang sholatnya hanya berpura-pura dan tidak menghiraukan anak yatim serta enggan berbagi makanan dengan orang miskin.
Mu'ti menambahkan, sholat membentuk pribadi yang tegar, tidak banyak mengeluh dan menyerah ketika sedang menghadapi masalah. "Kedekatan mereka yang konsisten menunaikan shalat diwujudkan dalam sikap kedermawanan, memberikan pertolongan kepada mereka yang tengah dirundung malang dan kesulitan," ujarnya.
Surah Al-Maarij Ayat 19-25 menyampaikan bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang diciptakan suka berkeluh kesah. Jika sedang susah mereka berkeluh kesah. Jika mendapat kenikmatan mereka kikir. Kecuali bagi mereka yang senantiasa menegakkan shalat. Yaitu mereka yang teguh dalam sholat. Menyisihkan sebagian harta miliknya. Bagi kaum miskin yang meminta-minta dan yang menjaga kehormatan dirinya.
Mu'ti mengatakan, tahun ini umat Islam memperingati Isra Miraj di tengah wabah corona. Virus Covid-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia dan menimbulkan ketakutan massa yang luar biasa. "Ribuan orang meninggal dunia termasuk saudara-saudara kita di Indonesia. Isolasi dan pembatasan mobilitas membuat sebagian masyarakat kehilangan mata pencaharian dan merosot pendapatan. Inilah ujian persaudaraan," jelasnya.
Mu'ti mengingatkan bahwa corona adalah ujian persatuan. Alih-alih memberikan pertolongan, sebagian golongan justeru larut dalam perdebatan kalam masa silam yang usang dan seharusnya ditinggalkan. Debat jabariah dan qadariah yang membuat umat terbelah tidak usah diunggah. Sebagian orang ada yang memantik intrik penanganan corona sebagai amunisi untuk menyerang lawan politik. Mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Ia menegaskan, seharusnya di tengah wabah corona, saatnya buktikan kualitas iman dan shalat. "Kita rapatkan shaf sosial, berjamaah membantu sesama, dan bahu-membahu menangani masalah corona serta berbagai masalah sosial di sekitar kita. Mari menunaikan shalat, mari meraih kemenangan dengan persatuan dan persaudaraan," ujarnya.