Senin 23 Mar 2020 17:02 WIB

Filipina Cari 215 Warga yang Ikut Jamaah Tabligh Malaysia

Sebagian besar jamaah tabligh Filipina berasal dari Mindanao.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Filipina Cari 215 Warga yang Ikut Jamaah Tabligh Malaysia. Pemindai suhu tubuh bekerja mengecek penumpang di bandara internasional Manila, Filipina.
Foto: AP
Filipina Cari 215 Warga yang Ikut Jamaah Tabligh Malaysia. Pemindai suhu tubuh bekerja mengecek penumpang di bandara internasional Manila, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Forum Jamaah Tabligh yang diadakan dari 27 Februari hingga 1 Maret di Masjid Sri Petaling, Kuala Lumpur, Malaysia menarik sekitar 16 ribu jamaah dari sekitar 30 negara. Belakangan diketahui, dari pertemuan tersebut penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) merebak di Malaysia. 

Dilansir di Aljazirah, Senin (23/3), Filipina menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang warganya mengikuti kegiatan tersebut. Di halaman Facebook-nya, Komisi Nasional Muslim Filipina (NCMF) mengumumkan 215 warga Filipina menghadiri pertemuan keagamaan selama empat hari. Selama acara tersebut, para peserta berdoa dan tidur bersama di dalam masjid, dan banyak kegiatan lainnya selerti berkemah di tenda-tenda yang diletakkan di luar masjid.

Baca Juga

Malaysia mencatat sebanyak 190 kasus Covid-19 terbesarnya pada 15 Maret, dengan sebagian besar kasus adalah orang-orang yang menghadiri acara di Kuala Lumpur itu. Brunei, Singapura, dan Kamboja juga telah mencatat kasus-kasus yang terkait dengan majelis tersebut.

NCMF mengatakan, sebagian besar orang Filipina yang pergi berasal dari Daerah Otonomi Muslim Mindanao (BARMM) Bangsamoro di Filipina selatan. Karena informasi pribadi yang tersedia terbatas, otoritas lokal bergantung pada orang-orang yang mengajukan diri atau komunitas Muslimnya untuk mengidentifikasi mereka.

"Beberapa dari mereka takut akan ditolak oleh komunitas mereka atau takut diisolasi dari keluarga mereka jika mereka dicurigai memiliki virus Covid-19. Pesan saat ini untuk mengidentifikasi dan mengisolasi diri menjadi menakutkan bagi banyak orang," kata Menteri Dalam Negeri BARRM, Naguib Sinarimbo.

Selain itu, beberapa peserta mungkin tidak terdeteksi melalui pintu belakang selatan negara itu. Negara kepulauan itu merupakan yang paling dekat dengan perbatasan maritim Malaysia di negara bagian Sabah, Kalimantan.

Seorang pria Filipina meninggal setelah dia dinyatakan positif Covid-19, Jumat (13/3). Dia telah melakukan perjalanan ke Malaysia, tetapi pemerintah setempat tidak dapat mengonfirmasi jika yang berdangkutan menghadiri acara Jamaah Tabligh atau tidak. 

Sedangkan pada beberapa waktu lalu, kematian lainnya dicatat di provinsi BARMM, Lanao del Sur. Hasil tesnya yang dirilis pada Jumat pekan ini menunjukkan ia positif Covid-19. Artinya, dia telah menghadiri pertemuan itu.

"Yang benar-benar kita butuhkan sekarang adalah lebih banyak alat tes untuk mengidentifikasi kasus-kasus itu," kata Sinarimbo.

Departemen kesehatan mengatakan mereka menerima 100 ribu alat uji dari China, Korea Selatan, dan Brunei, Sabtu (21/3). "Dalam beberapa hari mendatang, kita akan melihat peningkatan nyata dalam kasus-kasus," kata Wakil Sekretaris Kesehatan Maria Rosario Vergeire saat menggelar konferensi pers.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement