Selasa 24 Mar 2020 16:27 WIB

Banyumas Level Merah, Bupati: Sudah Ada Pasien Meninggal

Bupati mendapatkan laporan dua warga yang meninggal, satu pernah ke Luar Negeri.

Rep: Eko Widiyatmo/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas PMI Kabupaten Banyumas menyemprotkan cairan disinfektan ke ruang tahanan wanita Polresta Banyumas di Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020).
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas PMI Kabupaten Banyumas menyemprotkan cairan disinfektan ke ruang tahanan wanita Polresta Banyumas di Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein menyebutkan kondisi di Kabupaten Banyumas terkait masalah penyakit Covid-19, sudah berbahaya.

Bukan saja karena ada pasien yang dipastikan positif Covid-19, namun juga karena ada dua pasien dengan gejala Corona yang meninggal dunia.

Baca Juga

Pasien pertama yang berjenis kelamin laki-laki, meninggal Selasa (24/3) pagi di RS swasta yang ada di Kota Purwokerto. Pasien yang merupakan warga Purwokerto ini, juga diketahui memiliki perjalanan ke luar negeri.

Namun sejauh ini, belum diketahui apakah pasien ini masuk dalam daftar PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau bukan. Namun jenazah pasien tersebut mendapat penanganan sebagaimana pasien diduga Covid-19, dan langsung dikremasi.

Sedangkan pasien kedua yang meninggal, dilaporkan langsung oleh Bupati Banyumas Achmad Husein. Dia menyebutkan, pasien yang berjenis kelamin perempuan berusia 53 tahun ini meninggal Selasa (24/3) sekitar pukul 12.00.

Pasien merupakan warga Keluarahan Semampir Kecamatan Purwokerto Utara. Pasien yang berstatus karyawan swasta ini, disebutkan Bupati, sebelumnya telah melakukan perjalanan ke Solo. ''Pasien ini, diketahui pergi ke Solo pada 24 Februasi 2020,'' jelasnya.

Manurutnya, almarhum mulai merasakan gejala flu dan deman pada sembilan Maret, kemudian dirawat di RS Hermina Purwokerto pada 18 Maret 2020. Karena gejalanya makin berat, pihak RS merujuk almarhum ke RS Margono Soekarjo pada 20 Maret 2020. ''Namun setelah menjalani perawatan di ruang isolasi, pasien akhirnya meninggal,'' jelasnya.

Bupati juga menyebutkan, setelah menerima pasien tersebut, petugas medis RSU Margono sebenarnya langsung melakukan swab dan mengirimkan sampelnya ke labkes di Yogyakarta. ''Tapi sampai sekarang, hasil pemeriksaan lab-nya belum keluar,'' katanya.

Maski hasil lab belum keluar, Bupati menyatakan, penanganan dan pemakaman jenazah almarhum diperlakukan sesuai SOP jenazah COVID-19. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Terhadap pihak keluarga pasien, kami juga sudah melakukan penanganan dengan melakukan karantina,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement