REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan di dunia saat ini, termasuk dunia olahraga. Bahkan, Olimpiade yang diklaim sebagai pesta olahraga terbesar di dunia itu terpaksa ditunda hingga tahun depan.
Kepastian penundaan disampaikan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe setelah menggelar rapat jarak jauh untuk membicarakan Olimpiade Tokyo 2020 di tengah pandemi virus corona. Dari hasil diskusi, mereka sepakat mengundur olimpiade hingga 2021.
"Dengan keadaan ini, Presiden IOC dan Perdana Menteri Jepang menyimpulkan Olimpiade ke-32 di Tokyo harus dijadwal ulang hingga musim panas 2021," demikian pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id.
Alasan keamanan bagi seluruh atlet, pelatih, penonton dan pihak lainnya menjadi faktor penundaan pesta olahraga terbesar di dunia itu. Namun, belum pada pernyataan resmi dari Thomas Bach terkait hal ini.
Abe sudah lebih dulu mengajukan penundaan satu tahun terhadap penyelenggaraan olimpiade kepada Thomas Bach agar penundaan sudah tidak bisa dihindari lagi. Abe mengatakan, usulan penundaan itu sudah disetujui 100 persen oleh Bach. Alasan keamanan seluruh pihak di tengah pandemi virus corona menjadi perhatian utama untuk saat ini.
"Kami setuju penundaan (olimpiade) menjadi cara terbaik agar atlet tetap dalam kondisi terbaik mereka untuk berkompetisi dan menjamin keamanan penonton," kata Abe kepada wartawan, dikutip dari The Guardian.
Abe menyampaikan, pernyataan resmi IOC akan dirumuskan dalam beberapa hari ke depan, setelah induk olimpiade tertinggi itu meminta waktu empat pekan.
Tekanan kepada IOC belakangan semakin menguat setelah Kanada dan Australia menegaskan tidak akan mengirim atlet ke Jepang, Juli mendatang. Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC), belakangan juga mengeluarkan sikap serupa.