Rabu 25 Mar 2020 17:25 WIB

Cegah Corona, Permintaan Jas Hujan dari Puskesmas Meningkat

Petugas medis masih banyak yang memakai jas hujan untuk cegah corona.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Cegah Corona, Permintaan Jas Hujan dari Puskesmas Meningkat. Foto: Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) jas hujan yang tidak layak  (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Cegah Corona, Permintaan Jas Hujan dari Puskesmas Meningkat. Foto: Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) jas hujan yang tidak layak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Manajer  Toko Kelontong Pantas di Batusangkar, Nofaldhy Adha mengatakan sejak fenomena virus corona ini masuk ke Indonesia, permintaan pembeli untuk mantel hujan di toko miliknya meningkat. Faldy menyebut dalam sehari, ia bisa menjual lebih dari 100 mantel perhari.

Pemesan mantel di Toko Pantas saat ini rata-rata dari pihak Puskemas-Puskesmas yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Satu Puskesmas kata Faldy membeli 60 mantel buat tiga hari. Sehingga kini Toko Pantas menurut Faldi, harus memperbanyak stok mantel buat memenuhi permintaan.

Baca Juga

"Di hari-hari biasa (sebelum ada corona), kadang mantel tidak ada yang laku sama sekali. Laku cuma di saat hujan. Sekarang permintaan mantel selalu ada setiap hari karena digunakan buat APD oleh Puskesmas," ucap Faldy, Rabu (25/3).

Untuk hari ini, Faldi menyebut stok mantel di Toko Pantas juga sedang habis. Ia sedang berupaya memesan ke distributor supaya memasok mantel dalam jumlah yang banyak.  Selama ini, Toko Pantas mendapatkan pasokan mantel hujan dari distributor di Kota Padang. Faldy menyebut pihak distributor menjanjikan malam ini aka nada pengiriman mantel hujan buat  Toko Pantas.

Petugas Puskesmas Lima Kaum, Wati mengakui memesan mantel hujan buat dijadikan APD oleh tim medis di Puskesmas. Wati menyebut Puskesmas harus menyediakan alat buat menjamin keamanan tim medis buat memeriksa masyarakat yang tercatat sebagai ODP.

"Karena APD tidak ada, kami pakai jas hujan saja dulu," ujar Wati.

Pihak Puskesmas memang harus terlibat dalam upaya pencegahan covid-19 ke Sumbar. Puskesmas diharapkan buat memantau warga yang baru kembali dari daerah zona merah baik dari luar negeri maupun di dalam negeri seperti dari Jakarta dan sekitarnya.

Sebelumnya, Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. DR M. A Hanafiah SM Batusangkar Benny Aqbar mengatakan hingga saat ini petugas medis di RS Hanafiah belum dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar. Petugas medis di RS Hanafiah menurut Benny masih memakai mantel atau jas hujan setiap menangani pasien yang dicurigai terkena covid-19.

'APD itu belum ada sama sekali. Jadi kami masih memakai mantel hujan," kata Benny kepada Republika, Rabu (25/3). Mantel hujan yang digunakan tim medis di RS Hanafiah kata Benny memiliki kualitas menengah, atau bukan mantel yang terbuat dari plastik biasa.

Benny menyebut sejak awal isu corona ini masuk ke Indonesia, RS Hanafiah belum dilengkapi APD. Untuk satu hari, kebutuhan APD di RS Hanafiah sebanyak 24 pcs. Karena untuk satu sift, APD yang diperlukan sebanyak 8 pcs. Sehari ada tiga sift. APD ini kata Benny hanya sekali pakai. Dengan kata lain, setelah dipakai APD ini harus dibuang.  Sejauh ini RS Hanafiah sudah merujuk 8 pasien ke RS rujukan karena ada kecurigaan mengidap covid-19. 1 pasien dirujuk ke RS Achmad Muchtar Bukittinggi dan 7 pasien ke RSUP M Djamil Padang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement