REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus corona berdampak pada semua sektor tak terkecuali sektor migas. Meski berdampak namun SKK Migas mengupayakan agar proyek proyek migas tak terkendala.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menjelaskan pihaknya berupaya agar progress pembangunan proyek tetap sesuai jadwal. Namun, dari sekian proyek yang ada ia menjelaskan ada satu proyek yang kemungkinan molor.
“Tetapi kami sedang berusaha untuk meminimalkan pergeserannra. Nanti kami informasikan selengkapnya di pertengahan April,” kata Dwi, Kamis (26/3).
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menambahkan, pengerjaan proyek migas berpotensi terganggu lantaran ada pergantian kru dan pasokan logistik. Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan koordinasi intensif untuk memitigasi dan melakukan rencana pemulihan (recovery plans) pengerjaan proyek migas ini.
Bahkan, beberapa proyek disebutnya telah beroperasi. “Dari 12 proyek di 2020 ini sudah ada empat proyek yang on stream (mulai operasi), semuanya sesuai dengan jadwal. Semoga semua bisa lancar yang lainnya,” ujarnya.
Dari empat proyek ini, tiga diantaranya memang dijadwalkan beroperasi di kuartal pertama 2020, yakni Proyek Grati Pressure Lowering berkapasitas 30 juta kaki kubik per hari (mmscfd) oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty Ltd, Buntal-5 45 mmscfd oleh Medco E&P Natuna Ltd, dan Sembakung Power Plant oleh PT Pertamina EP. Sementara satu proyek lagi justru selesai lebih cepat dari rencana yang seharusnya pada kuartal kedua, yaitu Proyek Randu Gunting dengan perkiraan produksi 3 mmscfd oleh PT Pertamina Hulu Energi Randu Gunting.
Selain itu, terdapat delapan proyek lain yang direncana beroperasi tahun ini. Pada kuartal pertama ini, Bukit Tua Phase-3 dengan estimasi produksi 31,5 mmscfd oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd direncanakan mulai operasi. Selanjutnya, tiga proyek akan beroperasi di kuartal kedua, yakni Kompresor Betung 15 mmscfd oleh PT Pertamina EP, Malacca Strait Phase-1 3.000 bph oleh EMP Mallacca Strait, serta Meliwis 20 mmscfd oleh Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd.
Di kuartal ketiga 2020 terdapat tiga proyek migas yang dijadwalkan beroperasi. Ketiga proyek ini adalah Proyek Cantik 2,4 mmscfd oleh PT Sele Raya Belida, Kompresor LP-MP SKG-19 150 mmscfd oleh PT Pertamina EP, serta Peciko 8A 8 mmscfd oleh PT Pertamina Hulu Mahakam.
Terakhir, Proyek Merakes oleh ENI Indonesia dijadwalkan mulai produksi di kuartal keempat 2020. Di Lapangan Merakes, ENI rencananya akan mengebor enam sumur bawah laut serta membangun sistem pipa bawah laut yang akan terhubung dengan fasilitas produksi terapung atau floating production unit (FPU) Jangkrik di Blok Muara Bakau. Puncak produksi Lapangan Merakes diperkirakan bisa mencapai 60.305 barel setara minyak per hari (boepd).
Pada 2020, lifting migas nasional dipatok 1,95 juta boepd, naik tipis dari realisasi tahun lalu 1,8 juta boepd. Rincinya, produksi minyak naik menjadi 755 ribu bph dari realisasi 746 ribu bph, serta gas menjadi 1,19 juta boepd dari realisasi 1,06 juta boepd.