REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) mengajak berbagai kalangan, mulai dari tenaga medis hingga mahasiswa bergabung menjadi relawan untuk menangani virus ini. Tenaga relawan kini sangat dibutuhkan sebagai garda terdepan menangani Covid-19.
"Kami memanggil, mengajak para relawan untuk menjadi bagian dari pejuang kemanusiaan. Kami membutuhkan 1.500 dokter terutama dokter spesialis paru, spesialis anestesi, dokter umum, pranata laboratorium, 2.500 perawat, bagian administrasi rumah sakit, hingga sopir ambulans," ujar Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19 Andre Rahadian saat video conference mengenai Covid-19, di akun youtube, saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (26/3).
Untuk menambah tenaga dokter, Gugus Tugas juga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) kesehatan untuk mengajak perawat, dokter, administrasi menjadi relawan. Ia menegaskan, ketersediaan tenaga kesehatan ini penting karena berada di garda terdepan menangani pasien positif Covid-19.
Tak hanya tenaga medis, ia menyebutkan mahasiswa tingkat akhir juga dibutuhkan untuk menjadi tenaga relawan. "Mereka menjadi lapis kedua bagian pencegahan. Mereka melakukan konsultasi medis yang dilakukan melalui platform online," katanya.
Kini, Gugus Tugas sudah membuat microsite di laman website BNPB dan menerima pendaftaran para relawan. Pekan ini sudah diluncurkan desk relawan yang akan menghadapi pandemi ini.
"Mudah-mudahan gugus tugas mendapatkan support semua warga negara Indonesia (WNI) menjadi petugas kemanusiaan," ujarnya.