REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang pengemudi Grab Bike, Suhendar (28), mengaku mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis sejak pemberlakuan work from home (WFH) dari pekan lalu. Dia biasa beroperasi di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat.
“Biasanya sehari penuhlah saya keliling, walau di sekitar rumah saya (daerah Parung). Sejak pekan lalu, pernah saya nol pemesan,” ungkap dia kepada Republika.co.id.
Pesanan yang sampai nol itu artinya tidak ada yang memesan Grab Bike maupun Grab Food sama sekali. Berkeliling pun, ia tetap tidak mendapat hasil sama sekali. Hanya di hari pertama hingga hari ketiga kerja dari rumah, yakni Senin (16/3) hingga Rabu (18/3) saja, ia masih menerima sekitar lima pesanan Grab Food.
“Makin ke sini makin hampir tidak ada. Mau keliling agak jauh dari rumah, jujur saya juga takut karena saya masih tinggal sama bapak dan ibu saya yang usianya sudah tua. Saya nggak mau ambil risiko lebih parah,” ungkap Suhendar.
Kondisi ini lantas membuat dirinya terpikir untuk membuka donasi untuk dirinya sendiri, mengingat dia hanya bergantung pada pendapatan sebagai pengemudi ojek daring saat ini. Selain itu, dia juga merupakan tulang punggung di rumahnya sehingga jika tidak ada pendapatan dari ojol, maka meranalah keluarganya.
Suhendar lantas berencana untuk memanfaatkan akun Instagram-nya untuk menceritakan kesusahannya. Ia berharap kawan-kawannya dapat membantu.
"Saya berkabar saja di IG Story, barang kali kawan saya ada yang ingin berdonasi karena saya benar-benar nihil penghasilan," ucap Suhendar yang enggan menyebutkan nama akun Instagram-nya.
Sebenarnya Suhendar juga memiliki profesi lain. Hanya saja, pekerjaan itu juga sedang sepi saat ini.
"Saya freelance copywriter, tapi konten tulisan soal games itupun tidak ada yang dimuat, karena pembacanya menurun sejak wabah ini,” papar Suhendar.