Jumat 27 Mar 2020 23:25 WIB

Potret Toleransi Rasulullah SAW dalam Jejak Karya Barat

Karya cendekiawan Barat mencatat potret toleransi Rasulullah.

Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak sikap Nabi Muhammad SAW yang sangat toleran terhadap non-Muslim, termasuk di dalamnya pemeluk Kristen. 

John Andrew Morrow  merangkumnya dalam sebuah buku berjudul, The Covenants of the Prophet Muhammad with the Christians of the World. Cendekiawan dari University of Toronto ini mengisahkan bagaimana harmonisnya hubungan Muslim dan Kristen. Dia mengkaji salah satu perjanjian antara Muhammad dan para pendeta. 

Baca Juga

Dalam teks perjanjian itu, Rasulullah memerintahkan Muslim menghormati para hakim Kristen dan gereja. ‘’Muslim juga dilarang untuk menentang saudara Kristen mereka,’’ kata Morrow. 

Dokumen lain yang ia kaji adalah Piagam Madinah. Lewat piagam ini, banyak cendekiawan, termasuk Morrow, menilai bahwa Islam memandang penting hak asasi manusia. 

Menurut Morrow, Piagam Madinah membentuk sebuah komunitas dengan sistem unik. Menurut dia, komunitas semacam itu belum pernah ada pada masa sebelumnya. Di sana, muncul sebuah komunitas yang saling menghargai dan hidup dalam harmoni. Ketua Cordoba Initiative Feisal Abdul Rauf memuji karya Morrow ini.

‘’Narasi dalam buku ini mempunyai kekuatan untuk menyatukan komunitas Muslim dan Kristen,’’ kata Rauf. Rasul telah memberikan teladan yang bisa diikuti umat Islam pada zaman ini. Rasulullah, kata dia, meletakkan fondasi bagi hubungan baik dengan pemeluk agama lain.

Joseph Hobbs, akedemisi dari University of Missouri, mengatakan, Morrow memberikan sumbangan berharga bagi dunia. Karya Morrow berisi kisah bagaimana Nabi Muhammad berhasil menyatukan Kristen dan Muslim dalam sebuah kehidupan yang saling menghormati.

Pandangan senada disampaikan Omid Safi dari University of North Carolina. Rangkaian tulisan yang terangkum dalam buku Morrow dapat menjadi inspirasi bagi Muslim dan Kristen bekerja sama. Mereka mestinya mampu hidup berdampingan satu sama lain. 

Surat-surat Nabi Muhammad kepada komunitas Kristen, kata dia, menegaskan, pemeluk agama dapat menjalin hubungan yang rukun. Baik sebagai hamba Tuhan, teman, tetangga, dan manusia. Bahkan, cendekiawan Amar Sellam mengatakan, Nabi Muhammad merupakan rujukan bagi penganut agama sekarang ini, menjalin hubungan mulus antara Islam, Kristen, dan Yahudi.  

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement