Ahad 29 Mar 2020 16:40 WIB

Tidak Selamanya Bersih Itu Suci

Bersih lebih bersifat fisik sementara suci lebih dekat dengan spiritual.

Red: A.Syalaby
Warga binaan Lembaga Permasyarakatan Anak Pria berwudhu seusai mengikuti Kajian Ramadhan di LP Anak Pria, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/6).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga binaan Lembaga Permasyarakatan Anak Pria berwudhu seusai mengikuti Kajian Ramadhan di LP Anak Pria, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Bersih belum tentu suci.  Dalam buku Percikan Sains dalam Alquran, Ir Bambang Pranggono mengungkapkan,  jika harus memilih antara bersih dan suci, dia pun membandingkan antara halal dan baik atau cantik dengan salehah. Bersih lebih bersifat fisik sementara suci lebih dekat dengan spiritual. 

Paradigma Islam mengandung kekontrasan. Agak kotor bisa saja dianggap suci. Bila ukuran lahiriah yang dipakai, pakaian ihram jelas tidak memenuhi syarat kebersihan dan tidak sopan. Dua lembar kain handuk dipakai  handuk dipakai beberapa hari tanpa celana dalam dan singlet. Tentu sedikit banyak akan terkena rembesan keringat atau cairan tubuh lain.

Ihram adalah pakaian kebesaran Muslim. Ia pakaian terhormat di hadapan Allah SWT, setelan jas tuksedu merek Lanvin yang baru, dasi Gucci dan sepatu Bally tidak bisa mengungguli kemuliaan dua helai kain ihram kusut di Arafah. 

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, suci amat penting. Ketika mencari pasangan hidup, seorang Muslimah diharamkan untuk memilih calon suami yang musyrik. Meski dia ganteng dan macho.  “Dan jangan  kamu nikahi lelaki musyrik sampai dia beriman. Budak belian yang beriman lebih baik bagimu daripada lelaki musyrik, meski ketampanannya menakjubkanmu” (QS al-Baqarah :221). 

Demikian dengan standar memilih perempuan. Standar calon istri ideal menurut Alquran adalah cantik bagaikan bidaari. Salah satu karakteristik bidadari di surga adalah kesuciannya. “Mereka itu belum pernah disentuh sebelumnya oleh manusia atau jin.” (QS Ar-Rahman 55-56). 

Karena itu, calon istri ideal adalah mereka yang belum pernah dipacari dan disentuh pemuda lain. Tetapi tidak mengapa ketika memilih janda yang pernah menikah dengan sah. Dia tetap suci sebab bersentuhan dengan suami sebelumnya di atas kalimat Allah. 

 

 

sumber : Dialog Jumat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement