REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang terpapar virus corona baru (Covid-19). Meski begitu, para petani padi di Bali tetap melakukan panen raya padi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan daerah.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, I Made Rai Yasa, mengatakan, sejak kebijakan work from home (WfH) diserukan pemerintah, kegiatan pertanian tetap berjalan lancar untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat.
"Beberapa wilayah di Bali sudah waktunya petani memanen padi. Hasil pemantauan petugas lapangan, kegiatan panen dilakukan pada area seluas 347 hektare dari potensi 461 hektare," kata Yasa dalam Siaran Pers Kementan, Selasa (31/3).
Ia menuturkan, beberapa daerah yang siap melakukan panen padi di antaranya Kabupaten Badung seluas 230 hektare dari potensi panen 240 hektare. Varietas yang dipanen yakni jenis Cigeulis dengan produktivitas 6,5 ton per hektare.
Selanjutnya di Kabupaten Tabanan yang merupakan pusat sentra produksi beras di Bali. Kegiatan panen baru dilakukan di area seluas 25 hektare dari total potensi 330 hektare dengan produktivitas rata-rata 7,5 ton per hektare. Jenis padi yang dipanen yakni varietas Ciherang.
Selain itu terdapat pula di Kabupaten Klungkung dengan luas panen 110 hektare dari potensi sebanyak 129 hektare dengan produktivitas sekitar 8 ton per hektare.
Daerah lain yakni Kabupaten Buleleng yang baru memulai panen seluas 2 hektare dan Kabupaten Jembrana seluas 5 hektare. Rata-rata produktivitas di dua daerah tersebut yakni 6,5 hektare dan 9,3 ton per hektare. "Petani di Bali juga ikut berjuang demi menjaga ketahanan pangan kita semua," ujarnya.