Selasa 31 Mar 2020 13:11 WIB

Terdampak Covid-19, Petani Bali Tetap Panen Raya Padi

Total panen padi di Bali mencapai 347 hektare dari potensi 461 hektare.

Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang terpapar virus corona baru (Covid-19). Meski begitu, para petani padi di Bali tetap melakukan panen raya padi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan daerah.
Foto: Kementerian Pertanian
Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang terpapar virus corona baru (Covid-19). Meski begitu, para petani padi di Bali tetap melakukan panen raya padi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang terpapar virus corona baru (Covid-19). Meski begitu, para petani padi di Bali tetap melakukan panen raya padi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan daerah.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, I Made Rai Yasa, mengatakan, sejak kebijakan work from home (WfH) diserukan pemerintah, kegiatan pertanian tetap berjalan lancar untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat.

Baca Juga

"Beberapa wilayah di Bali sudah waktunya petani memanen padi. Hasil pemantauan petugas lapangan, kegiatan panen dilakukan pada area seluas 347 hektare dari potensi 461 hektare," kata Yasa dalam Siaran Pers Kementan, Selasa (31/3).

Ia menuturkan, beberapa daerah yang siap melakukan panen padi di antaranya Kabupaten Badung seluas 230 hektare dari potensi panen 240 hektare. Varietas yang dipanen yakni jenis Cigeulis dengan produktivitas 6,5 ton per hektare.

Selanjutnya di Kabupaten Tabanan yang merupakan pusat sentra produksi beras di Bali. Kegiatan panen baru dilakukan di area seluas 25 hektare dari total potensi 330 hektare dengan produktivitas rata-rata 7,5 ton per hektare. Jenis padi yang dipanen yakni varietas Ciherang.

Selain itu terdapat pula di Kabupaten Klungkung dengan luas panen 110 hektare dari potensi sebanyak 129 hektare dengan produktivitas sekitar 8 ton per hektare.

Daerah lain yakni Kabupaten Buleleng yang baru memulai panen seluas 2 hektare dan Kabupaten Jembrana seluas 5 hektare. Rata-rata produktivitas di dua daerah tersebut yakni 6,5 hektare dan 9,3 ton per hektare. "Petani di Bali juga ikut berjuang demi menjaga ketahanan pangan kita semua," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement