REPUBLIKA.CO.ID, oleh Desy Susilawati, Antara
Berada di rumah membuat selama lebih dari dua pekan lamanya bukan berarti bersantai-santai dan makan seenaknya. Olahraga dan menjaga asupan makan tetap harus dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh menghadapi virus corona jenis baru atau Covid-19.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam mengatakan mengurangi konsumsi gula dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh. "Mengurangi konsumsi gula dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama orang yang sehat dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus," ujar Ari di Jakarta, Selasa (31/3).
Dia berharap masyarakat yang saat ini bekerja, belajar dan beribadah dari rumah dikarenakan pandemi Covid-19, tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.
Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan masyarakat perlu membatasi beberapa jenis camilan. Termasuk yang berbahan dasar gula sebab makanan tinggi glukosa, seperti permen, es krim hingga minuman dengan tambahan perasa seperti sirup dan susu kental manis.
"Makanan tinggi kadar gula, tidak hanya meningkatkan kecemasan dan risiko obesitas, namun gula yang terlalu tinggi pada tubuh dapat melemahkan sistem imun," terang Arif.
Arif mengutip ahli penyakit dalam Niket Sonpal, yang mengatakan kelebihan gula dalam tubuh bisa mempengaruhi cara sel darah putih menyerang bakteri.
Virus corona atau Covid-19 sangat rentan menjangkiti orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Dengan kata lain mengonsumsi gula berlebih secara tidak langsung meningkatkan risiko mengidap berbagai penyakit termasuk Covid-19.
"Untuk itu, selain melakukan banyak aktivitas yang dianjurkan saat ini, seperti tetap di rumah, berjemur di pagi hari dan konsumsi vitamin dan mineral, menjaga asupan gula juga penting untuk dilakukan," terang Arif.
Batas konsumsi gula harian, berdasarkan standar kesehatan dunia adalah 50 gram untuk dewasa dan 30 gram untuk anak-anak. Beberapa makanan tinggi kandungan gula yang mungkin sering dikonsumsi sehari-hari yakni kopi susu instan, susu kental manis, wafer cokelat, dan soda.
"Kami berharap masyarakat dapat mengurangi konsumsi gula berlebih, terutama pada masa pembatasan jarak fisik seperti saat ini," harap Arif.
Para ahli sepakat, salah satu cara menangkal virus corona adalah dengan memperkuat daya tahan tubuh. Dokter spesialis gizi klinik, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK menjelaskan virus merupakan makhluk hidup berukuran mikro atau bisa disebut mikroorganisme yang hanya bisa hidup jika memiliki inang, seperti manusia atau hewan.
Pada saat virus menemukan inangnya, virus akan menjelajah masuk kedalam sel tubuh manusia dan dapat merusak sel tubuh. Di sinilah imunitas tubuh dibutuhkan.
“Imunitas atau sistem kekebalan berperan sebagai barrier yang berfungsi untuk menahan tubuh dari serangan berbagai virus. Jika sistem kekebalan tubuh kita baik, virus memang akan tetap ada di dalam tubuh kita, hanya saja virus tersebut bersifat dormant atau tertidur," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, belum lama ini.
Untuk memperkuat imunitas tubuh diperlukan sifat disiplin dalam memilih asupan. Asupan yang baik adalah buah seperti kiwi, jeruk, pepaya serta sayuran seperti brokoli dan bayam kaya akan vitamin C yang dibutuhkan untuk menjaga imunitas tubuh.
Selain sayur dan buah, protein juga dengan butuhkan untuk orang-orang yang ingin menaikan sistem kekebalan tubuhnya. Pastikan menjaga konsumsi gizi secara seimbang, contohnya di dalam piring harus mencakup karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral.
Untuk menjaga imunitas tubuh, banyak orang pula yang menggantungkan diri pada suplemen. Salah satu suplemen yang disebut bermanfaat bagi imunitas tubuh adalah vitamin C.
Seperti dilansir dari laman The Ladders, Andrew Weber, seorang ahli paru dan spesialis perawatan kritis yang berafiliasi dengan dua fasilitas Kesehatan Northwell di Long Island di pusat gempa Coronavirus di New York, mengatakan pasien corona yang dirawatnya segera menerima 1.500 miligram vitamin C intravena ketika mereka datang kepadanya. Para pasien diberikan suntikan vitamin C ini tiga atau empat kali sehari.
Dia menggunakan metode ini setelah melihat hasil positif di Shanghai, China. Di sana pasien coronavirus juga diberi vitamin C. "Para pasien yang menerima vitamin C secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak mendapatkan vitamin C," katanya kepada The Post.
Weber mengamati kadar vitamin C pada pasien coronavirus jatuh ketika mereka masuk ke kondisi sepsis, suatu respons inflamasi terhadap infeksi. "Masuk akal di dunia untuk mencoba dan mempertahankan tingkat vitamin C ini," katanya.
Antioksidan memiliki banyak manfaat termasuk mengurangi penyakit jantung kronis, tingkat tekanan darah, faktor risiko penyakit jantung, kadar asam urat darah, risiko asam urat, dan mencegah kekurangan zat besi. Dengan kata lain, vitamin C adalah superhero suplemen. Tapi bisakah ia melawan Coronavirus?
“Ada beberapa alasan untuk berhipotesis bahwa beberapa vitamin dan suplemen dapat mengurangi risiko dan keparahan Covid-19 karena manfaat yang terlihat untuk penyakit virus atau pernapasan lainnya,” Dr. Walter Willett, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Publik Harvard TH Chan.
Tampaknya sebagian besar ahli skeptis dengan pengobatan vitamin C. "Meskipun vitamin C memang memiliki efek kecil pada flu biasa, tidak mungkin bahwa mengambil sejumlah besar suplemen vitamin C akan menyembuhkan infeksi Covid-19 atau memiliki efek besar sama sekali," tulis Peter McCaffery, seorang profesor biokimia di Universitas Aberdeen.
Vitamin lain yang disebut penting meningkatkan daya tahan tubuh adalah vitamin E. Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, dr. Michael Reo menjelaskan dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa Vitamin E dapat meningkatkan respons imunitas tubuh, sehingga membantu kondisi tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Sejatinya, Vitamin E mempunyai peran sebagai antioksidan dan nutrisi yang terbukti meningkatkan kekebalan tubuh. Zat Tocopherols yang terdapat di vitamin E diketahui sebagai zat yang bersifat antioksidan.
Zat ini berfungsi mencegah perkembangan proses oksidasi dari asam lemak tak jenuh dengan menangkap radikal bebas peroxyl. Vitamin E adalah salah satu nutrisi yang penting dalam mengawal sistem pertahanan antioksidan dengan cara melindungi dari peroksidasi lipid. "Vitamin ini dibutuhkan untuk membuat fungsi kekebalan tubuh berfungsi dengan normal," ujarnya.
Vitamin E, bersama dengan zat esensial lainnya berfungsi meningkatkan sel-sel darah putih. Serta membantu menangkap radikal bebas yang menyebabkan hancurnya sel-sel kekebalan tubuh.
Pastikan pula berolahraga serta istirahat cukup untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Selain menjaga kesehatan tubuh dari dalam, penting juga menjaga kesehatan diri dari luar dengan cara rutin mencuci tangan, serta membersihkan diri atau mandi minimal dua kali sehari.
Perlu diketahui, ternyata handuk yang biasa digunakan untuk mengeringkan tubuh setiap hari nyatanya menawarkan lingkungan yang sempurna bagi bakteri dan mikroorganisme lain untuk tumbuh karena handuk kerap lembab, berbahan hangat dan menyerap, serta menggantung di kamar mandi yang gelap.
Di samping menjaga asupan dan kebersihan diri, yang tak kalah penting adalah menjaga kebersihan rumah. Membersihkan rumah secara teratur menjadi salah satu cara untuk menghindari virus dan bakteri tumbuh. Faktanya, banyak sekali virus dan bakteri hidup di tempat terdekat di rumah, seperti sofa, matras serta karpet. Memastikan kebersihan di area rumah juga perlu dilakukan dengan memperhatikan kebersihan sirkulasi udara.