REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Pada Selasa (31/3), Negeri Paman Sam mencatat 183 kematian baru. Artinya sejauh ini terdapat 3.161 korban jiwa di sana.
AS pun mencatat 2.580 kasus baru Covid-19 dan membawa jumlah pasien positif menjadi 164.387 orang. Dengan angka tersebut, AS berpotensi menyalip China dalam hal korban jiwa akibat virus korona.
New York menjadi negara bagian yang paling parah terdampak wabah Covid-19. Hingga berita ini ditulis, terdapat 67.384 kasus dengan 1.342 korban jiwa di sana.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan wilayahnya membutuhkan bantuan setidaknya satu juta petugas kesehatan. “Tolong, bantu kami,” ujarnya.
Sebelum meminta pertolongan, hampir 80 ribu mantan perawat, dokter, dan profesional lainnya memutuskan menjadi sukarelwan. Mereka ingin membantu para petugas medis di New York.
Pada Senin (30/3) lalu, Cuomo telah menyambut kedatangan kapal rumah sakit Angkatan Laut AS, USNS Comfort. Kapal tersebut akan membantu menampung pasien yang tak tertangani oleh rumah sakit di New York.
Menurut Cuomo USNS Comfort menyediakan sekitar seribu tempat tidur rumah sakit dengan 1.200 petugas. Cuomo sendiri telah berupaya mengurangi beban rumah sakit dengan mengubah Javits Center menjadi rumah sakit sementara.
“Kami telah kehilangan lebih dari seribu warga New York. Bagi saya, kami sudah sangat mengejutkan,” kata Cuomo.
Setelah New York, negara bagian kedua yang paling parah terdampak wabah adalah New Jersey. Menurut data John Hopkin-The Center for System Science and Engineering (CSSU), terdapat 16.636 kasus Covid-19 dengan 198 korban jiwa di New Jersey.
Setidaknya masih terdapat beberapa negara bagian yang mencatat lebih dari 5.000 kasus Covid-19, yakni Kalifornia (7.390 kasus/146 meninggal), Michigan (6.498 kasus/185 meninggal), Massachusetts (5.752 kasus/56 meninggal), Florida (5.704 kasus/71 meninggal), Washington (5.187 kasus/219 meninggal), dan Illnois (5.057 kasus/73 meninggal).
Presiden AS Donald Trump telah berupaya memberikan suntikan morel kepada segenap masyarakat di negaranya yang tengah menghadapi pandemi. “Masa-masa yang menantang ada di depan untuk 30 hari ke depan, dan ini adalah 30 hari yang sangat vital. Semakin kita mendedikasikan diri kita hari ini, semakin cepat kita akan muncul di sisi lain krisis,” ujarnya.
Sementara itu, di pusat wabah Covid-19 di Wuhan, China, situasinya terus membaik. Kegiatan warga mulai berangsur normal setelah pemberlakuan karantina wilayah selama lebih dari dua bulan.
Pada Selasa, China hanya melaporkan 48 kasus baru Covid-19. Semua kasus itu impor alias dibawa dari luar negeri. Sementara tak ada laporan mengenai kasus penularan lokal, dilansir dari AP.