REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: DR Donny Oktavian Syah*, WNI Tinggal di Nagoya Jepang
Sebelum merebaknya China didera kasus di Wuhan akibat virus Corona (Covid-19), publik Jepang yang memang punya tradisi budaya literasi tinggi sudah ramai dan lama membincangkannya. Pakar pakar yang berlatang belakang para medis dihadirkan dalam talk show di layar kaca. Mereka diminta mencari jalan mengatasinya.
Keluarga kami yang tinggal di Nagoya jelas mencermati itu semua. Bahkan anak saya yang kebetulan bersekolah di sekolah umum Jepang, ketika di rumah bercerita bila gurunya di sekolah sudah acapkali membahas dan menganalisa penyakit tersebut. Gurunya pun berulangkali menyarankan kepada para murid untuk rajin membasuh tangan dengan sabun serta memakai masker ketika bepergian.
Maka, ketika berita tentang Kota Wuhan yang menjadi asal virus Covid 19 terkena Lock-down mengemuka dan meledak di mana mana, dan mulai ada korban orang Jepang yang sakit dan ditengarai virus tersebut, tindakan pemerintah Jepang pun menjadi sangat terukur dan terfokus. Ini berbeda sekali ketika saya baca berita dari tanah air yang mana beberapa petinggi negara kita di media tampak jelas masih menganggapi kasus ini dengan kurang serius dan nada guyon.