Jumat 03 Apr 2020 18:18 WIB

Warga Sambut Program 10 Rumah Aman

Setiap hari, para petugas ukur suhu harus memastikan suhu warga di bawah 37,5 derajat

Petugas mengukur suhu tubuh warga sebelum melaksanakan Salat Jumat di Masjid Jami
Foto: ANTARA/WAHYU PUTRO
Petugas mengukur suhu tubuh warga sebelum melaksanakan Salat Jumat di Masjid Jami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga menyambut Program 10 Rumah Aman milik Kantor Staf Presiden (KSP). Dilakukan secara gotong-royong, program ini ternyata makin menguatkan sisi humanisme antar warga yang berada di rumah.

Atmosfer kental terasa dari tiap aktivitas pengambilan data program 10 Rumah Aman. Setiap hari, petugas ukur suhu per zona Rukun Tetangga (RT) berkeliling melakukan pencatatan suhu badan, termasuk informasi gejala munculnya Covid-19.

“Kami terharu dengan sambutan warga yang luar biasa. Mereka sangat antusias dan selalu menunggu petugas yang datang setiap hari. Kalau tahu para petugas datang, mereka langsung berdiri di depan pintu. Meski tetap jaga jarak, ada nuansa persaudaraan baru yang muncul. Itu muncul dari gesturnya yang hangat,” ungkap Ketua RT 8/RW 9 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal, Jumat (3/4).

Setiap hari, para petugas ukur suhu harus memastikan suhu warga di wilayahnya berada di bawah 37,5 derajat celsius. Mereka juga harus mengontrol tidak adanya radang tenggorokan, batuk, dan sesak nafas dengan durasi dua hari atau lebih. Zainal menambahkan, kondisi warga di wilayahnya negatif Covid-19. Meski demikian, program 10 Rumah Aman terus dijalankan secara serius.

“Semuanya berjalan lancar dan serius di RT kami. Pendataan terus berjalan. Kami juga bersyukur karena tidak ada warga yang positif Covid-19. Semuanya tentu jadi lega. Munculnya pandemi Covid-19 justru membuat kami semakin solid. Persaudaraannya semakin kuat dan sangat tulus. Sejak awal kami selalu mengingatkan, saudara terdekat itu adalah tetangga,” lanjut Zainal.

Terus negatif Covid-19 hingga Jumat (3/4), RT 8/RW 9 Balekambang dihuni sekitar 200 kepala keluarga. Total ada 503 orang hidup di dalamnya dengan jumlah bangunan (rumah) 138. Dengan zonasi besar seperti ini, pendataan informasi Covid-19 warga dibagi dalam empat zonasi. Acuannya, status Dasa Wisma. Zainal mengatakan, pencatatan informasi Suhu Badan dan lainnya dilakukan secara bergilir.

“Lebih banyak sukanya saat melakukan pencatatan informasi terkait Covid-19 warga. Besarnya wilayah dengan waktu hanya sehari juga bukan kendala. Kami lakukan semuanya bergotong royong dan digilir dalam 4 titik area. Sejauh ini efektif. Intinya, kami sangat siap memerangi Covid-19. Komitmen seluruh warga sangat kuat. Covid-19 akan hilang secepatnya,” kata Zainal.

Hangatnya suasana baru persaudaraan warga RT 8/RW 9 Balekambang juga terlihat dari aktivitas amal. Bantuan logistik bahan kebutuhan sehari-hari terus mengalir diberikan para donatur. Bentuknya sangat beragam mulai dari sembako hingga uang tunai. Zainal kembali menjelaskan, sisi humanisme warganya tetap tinggi di tengah kondisi perekonomian keluarga yang berat.

“Semuanya mengalami kesulitan karena aktivitas ekonomi terbatas. Tapi, empati warga tetaplah tinggi. Bantuan beras atau sembako terus diberikan warga yang mampu. Ada juga bentuk uang. Besarannya sangat bervariasi. Semua sudah berjalan sepekan. Di sini bukan bentuk atau jumlah donasi yang jadi point, tapi bagaimana semua bahu membahu saling menolong,” jelas Zainal.

Serupa RT 8/RW 9 Balekambang, energi positif juga dipancarkan warga RT 01/RW 02 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Kawasan ini dihuni sekitar 38 rumah. Ikatan psikologis warganya pun semakin kuat oleh pandemi Covid-19. Ketua RT 01/RW 02 Bendungan Hilir, Rani Eddy, menerangkan, warga tetap solid menjalankan program 10 Rumah Aman dan memerangi Covid-19.

“Kami menghadapi pandemi Covid-19 secara bersama-sama. Seluruh warga sangat positif dan tidak ada yang terjangkit Covid-19. Untuk pelaksaan pendataan suhu badan dan lainnya berjalan normal. Warga sudah tahu porsinya masing-masing. Semua memang dilakukan swadaya. Jadi, tidak ada kesulitan dan situasi ini justru menguatkan persaudaraan kami. Ada semangat baru untuk bangkit,” kata Rani.

Hingga Kamis (2/4), jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 897 orang. Pasien positif Covid-19 yang meninggal berjumlah 90 orang, lalu 52 nama dinyatakan sembuh.

“Warga fokus dengan lingkungannya. Kami bersyukur karena program 10 Rumah Aman membuat lingkungan tetap clear dari Covid-19. Aksi yang dilakukan di lapangan tentu jadi pengalaman menarik. Terlebih ikatan persaudaraan sesama warga semakin kuat. Semua sangat responsif dan kompak,” tegas Yana selaku Ketua RT 10/RW 03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Mengacu data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ada 1.790 pasien yang positif, Kamis (2/4) pukul 15.40 WIB. Sebarannya merata pada 32 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.508 pasien positif Covid-19 menjalani perawatan intensif. Total pasien positif Covid-19 yang dinyakan sembuh berjumlah 112 orang, lalu ada 170 kasus kematian.

“Sikap positif dari warga menjadi modal utama untuk memerangi Covid-19. Kepedulian warga tentu akan menekan pergerakan jumlah positif Covid-19. Mata rantai sebarannya otomatis terputus. Lebih dari itu, kami berharap sikap gotong royong dan tingginya kepedulian warga terus berlanjut,” tutup Kepala Staf Presiden Moeldoko.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement