REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyambut baik terpilihnya Muhammad Syarifuddin sebagai ketua Mahkamah Agung (MA) 2020-2025 menggantikan Hatta Ali. Bamsoet menilai Muhammad Syarifuddin adalah sosok yang tepat memimpin MA.
"Syarifuddin mempunyai kapasitas, kapabilitas, dan profesionalitas untuk membawa Mahkamah Agung menjadi lembaga yang disegani rakyat," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/4).
Bamsoet berharap, terpilihnya Syarifuddin bisa semakin meningkatkan kualitas sistem peradilan. Sehingga, bisa memberikan kepastian hukum, sekaligus menjamin keadilan masyarakat.
"Adagium hukum terkenal yang menyatakan 'lebih baik membebaskan seribu orang bersalah daripada menghukum satu orang tak bersalah', harus dipahami oleh hakim bahwa putusan yang diambilnya sangat berpengaruh. MA sebagai ujung tombak penegakan keadilan, memikul tanggung jawab yang tak ringan. Pertanggungjawaban tugas dan kinerjanya tak hanya dihadapan manusia saja, melainkan juga di hadapan Tuhan Yang Maha Esa," ujar Bamsoet di Jakarta, Senin (6/4).
Menurut Bamsoet, rekam jejak Syarifuddin terbilang tanpa masalah. Syarifuddin memulai karir hakim di Pengadilan Negeri Banda Aceh pada 1981, hingga menjadi Kepala Badan Pengawasan Mahkamah Agung pada 2011, dan terakhir sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial sejak 2016. Menurutnya hal itu membuktikan integritas yang bersangkutan sebagai hakim sudah teruji dan terbukti.
"Kini waktu jugalah yang akan menjawab apakah beliau akan mampu menjaga integritasnya sebagai Ketua MA. Karena jabatan baru yang diembannya ini penuh godaan. Mengingat sebagai salah satu cabang kekuasaan dalam Trias Politika, peran Mahkamah Agung tak kalah penting dibanding kepresidenan (eksekutif) dan perwakilan rakyat (legislatif)," tutur Bamsoet.
Mantan ketua DPR ini juga mengajak rakyat memberikan pengawasan yang ketat terhadap perilaku hakim. Sebagaimana sudah dilakukan rakyat dalam mengawasi lembaga kepresidenan maupun para anggota dewan perwakilan rakyat.
Apalagi, imbuhnya, di era digital saat ini sangat mudah bagi rakyat mengawasi tindak tanduk dan perilaku menyimpang para hakim maupun institusi peradilan di berbagai daerah.
"Karenanya para hakim dan institusi peradilan jangan bermain-main dengan kekuasaan yang dimiliki. Sangat penting bagi hakim dan institusi peradikan menjaga profesionalitasnya sebagai 'wakil Tuhan di bumi' dalam menjaga keadilan masyarakat," ungkapnya.