Jumat 10 Apr 2020 12:50 WIB

Keluarga Raja Saudi Terinfeksi Covid-19? Ini Klarifikasinya

Pangeran Arab Saudi mengklarifikasi kabar keluarga raja terinfeksi Covid-19.

Pangeran Fahd mengunggah foto Pangeran Faishal di kediamannya.
Foto: Twitter
Pangeran Fahd mengunggah foto Pangeran Faishal di kediamannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Laporan yang diturunkan media berbasis di Amerika Serikat, New York Times, berjudul “Coronavius Invades Saudi Inner Sanctum” yang menyatakan terinfeksinya ratusan keluarga bangsawan Kerajaan Arab Saudi mendapat respons sejumlah anggota keluarga elite kerajaan. Pernyataan bantahan tersebut disampaikan setidaknya melalui akun resmi dua pangeran Arab Saudi, yaitu Pangeran Abdurrahman bin Musa’id bin Abdul Aziz dan Pangeran Fahd bin Mush’ab bin Saúd Alu Sa’ud. 

Pangeran Abdurrahman bin Musa’id bin Abdul Aziz sebagaimana dikutip dari arabic.sputniknews.com dan arabic.rt.com menulis dalam akun Twitter-nya @abdulrahman, dalam terjemah bahasa Indonesia sebagai berikut. 

Baca Juga

“Jumlah kasus terinfeksi corona di Saudi sekarang mendekati 3.000 orang. Taruhlah jika kabar ini benar, dan dari jumlah 3.000 tersebut terdapat 150 anggota keluarga Saudi maka bani Saud sebagaimana keluarga lainnya yang anggotanya bisa saja terserang sakit. Semoga Allah memberi kesembuhan bagi mereka yang terjangkiti di negara saya dan di semua tempat. Corona bisa saja mereka akan mendapat obat, sementara kebodohan dan kedengkian kalian tidak ada obatnya.”

Sementara itu, dalam akun Twitter-nya, @fmsaa1, Pangeran Fahd bin Mush’ab bin Saúd Alu Sa’ud juga membantah pemberitaan New York Times bahwa Pangeran Faishal bin Bandar bin Abdul Aziz terinfeksi corona dan dalam perawantan intensif. Pangeran Fahd memastikan bahwa Pangeran Faishal yang merupakan Gubernur Riyadh tersebut dalam kondisi baik-baik saja. 

Fahd menyertakan foto Pangeran Faishal yang tengah duduk di kediamannya dengan teks dalam cuitan Twitter-nya berbunyi : “Pangeran Faishal bin Bandadr bin Abdul Aziz, Gubernur Riyadh (semoga Allah melindungi dan menjaganya) pada sore ini di kediamannya, Riyadh).” Cuitan itu diunggah pada Kamis (9/4) pukul 15.01 waktu Saudi. 

photo
Pangeran Abdurrahman bin Musaid membantah kabar terinfeksinya Corona keluarga kerajaan Saudi. - (Twitter)

 

Republika.co.id mencoba menelusuri kebenaran berita tersebut di sejumlah media arus utama di Timur Tengah seperti Sharq Awsat, Alarabiya, Arabnews, dan Saudigazzete. Namun, belum ditemukan informasi yang menguatkan pemberitaan New York Times.

Hal ini termasuk di Kantor Berita Resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency. Sejumlah media memang memberitakannya, tetapi merujuk pada pemberitaan New York Times itu sendiri. Pemberitaan New York Times ini juga muncul di media Aljazeera yang berbasis di Qatar tanpa ada pernyataan resmi dari otoritas Arab Saudi.  

New York Times dalam laporannya, Rabu (8/4), menyatakan Gubernur Riyadh Pangeran Faisal sedang dalam perawatan intensif akibat terinfeksi covid-19. Puluhan anggota keluarga kerajaan lainnya juga jatuh sakit.   

Rumah Sakit Spesialis King Faisal saat ini sedang mempersiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk bangsawan lain dan orang-orang terdekat mereka yang diperkirakan juga ikut tertular. "Arahan harus siap untuk VIP dari seluruh negara," tulis operator fasilitas elite, Rumah Sakit Spesialis King Faisal, kepada para dokter senior. 

Pesan itu menyebutkan bahwa saat ini pihak rumah sakit tidak tahu berapa banyak kasus. Namun, mereka harus tetap waspada dan semua pasien kronis harus dipindahkan secepatnya. "Hanya kasus mendesak utama yang akan diterima," kata pesan tersebut.

Setiap anggota staf media yang sakit sekarang akan dirawat di rumah sakit yang kurang elite untuk memberikan ruang bagi para bangsawan. Lebih dari enam pekan setelah Arab Saudi melaporkan kasus pertamanya, Covid-19 telah menyerang ke jantung keluarga kerajaan Saudi. 

Sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus corona. Hal ini termasuk anggota dari cabang yang lebih rendah, menurut seseorang yang dekat dengan keluarga.

Raja Salman (84 tahun) telah mengasingkan diri untuk keselamatannya di sebuah istana pulau dekat Kota Jeddah di Laut Merah. Sementara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah pindah dengan banyak menterinya ke daerah terpencil di pantai yang sama, tempat ia telah berjanji untuk membangun kota futuristik yang dikenal sebagai Neom.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement