REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jumlah kematian yang terkait dengan virus corona mencapai 100 ribu orang pada Jumat (10/4). Sedangkan infeksi akibat virus tersebut telah melewati angka 1,6 juta kasus.
Kematian pertama terjadi di kota Wuhan, China tengah pada 9 Januari. Diperlukan 83 hari untuk menjadi 50 ribu kematian dan hanya delapan hari untuk jumlah korban meningkat menjadi 100 ribu.
Jumlah korban meninggal dunia telah meningkat dengan laju harian antara enam hingga sepuluh persen selama sepekan terakhir. Ada hampir 7.300 kematian yang dilaporkan secara global pada Kamis (9/4).
Angka pada Jumat akan menunjukkan tingkat kematian 6,25 persen, tetapi banyak ahli percaya angka sesungguhnya bisa lebih tinggi. Hal ini melihat dari kasus ringan dan tanpa gejala, ketika orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, tidak termasuk dalam kasus total.
Beberapa negara termasuk Italia, Prancis, Aljazair, Belanda, Spanyol, dan Inggris melaporkan lebih dari sepuluh persen dari semua kasus yang dikonfirmasi telah berakibat fatal. Salah satu penelitian terbesar tentang kematian penyakit ini melibatkan 44 ribu pasien di China, menunjukkan angka sekitar 2,9 persen.
Studi yang sama melaporkan 93 persen dari kematian yang tercatat adalah orang berusia di atas 50 tahun dan lebih dari setengahnya berusia di atas 70 tahun. Walau begitu, semakin banyak kaum dewasa muda dan remaja yang termasuk dalam korban meninggal dunia secara global.
Sementara Amerika Utara sekarang menyumbang lebih dari 30 persen kasus, Eropa telah melaporkan jumlah kematian yang tidak proporsional. Negara-negara dengan populasi yang lebih tua seperti Spanyol dan Italia sangat terpengaruh.
Eropa selatan menyumbang lebih dari sepertiga kematian global, meskipun mencatat hanya 20 persen dari kasus. Di banyak negara, data resmi hanya mencakup kematian yang dilaporkan di rumah sakit, bukan di rumah atau panti jompo.
Korban meninggal virus corona sekarang sebanding dengan Wabah Besar London pada pertengahan 1660-an. Peristiwa itu menewaskan sekitar 100 ribu orang atau sekitar sepertiga dari populasi kota pada saat itu.
Namun, jumlah kematian akibat virus corona masih jauh dari korban meninggal karena flu Spanyol. Peristiwa ini dimulai pada 1918 dan diperkirakan telah membunuh lebih dari 20 juta orang pada saat flu itu mereda pada 1920.
Virus corona jenis baru ini diyakini muncul di pasar Wuhan, tempat perdagangan hewan liar untuk dikonsumsi. Akhir tahun lalu kasus pertama ditemukan dan dengan cepat menyebar ke seluruh China dan seluruh dunia.