Senin 13 Apr 2020 19:39 WIB

Jabar Anggarkan Rp 300 Juta untuk Santunan Tenaga Medis

Insentif yang diberikan untuk tenaga kesehatan besarnya bervariasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Perawat menata tempat tidur di ruang rawat inap kelas tiga Gedung Perawatan Blok 3 RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/1/2020).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Perawat menata tempat tidur di ruang rawat inap kelas tiga Gedung Perawatan Blok 3 RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, memberikan perhatian pada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam memerangi Covid-19. Menurut Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan covid-19 Daud Achmad, sesuai  dengan apa yang digariskan pemerintah pusat, Pemprov Jabar pun memberikan santunan.

"Santunan ada, kita juga jaga-jaga di APBD kita menganggarkan, besarannya Rp 300 juta untuk tenaga kesehatan yang meninggal karena covid-19," ujar Daud kepada wartawan, Senin (13/4).

Baca Juga

Menurut Daud, tenaga medis pun memperoleh insentif. Namun, nilai insentifnya bervariasi. Jadi, antara perawat dengan dokter tidak sama.

"Angka pastinya saya kurang tahu.  Tapi bisa sampai Rp 600 ribu per hari paling tinggi. Nanti saya cari data di Pergubnya," kata Daud seraya mengatakan dalam Pergub tersebut  juga ada tunjangan kematian.

Daud menjelaskan, per hari ini (Senin, 13/4), yang positif ada 450 orang. Sedangkan yang meninggal ada 43 orang dan sembuh 13 orang. Untuk orang dalam pengawasan dari total 2.466 yang sudah selesai sebanyak 1.106 orang, masih dalam pengawasan 1.360. Sedangkan dalam pemantauan 31.926. Kemudian yang sudah selesai 17.022, sisanya 14.094 masih dalam pemantauan.

"Kalau untuk tenaga kesehatan yang meninggal, saya belum tahu kan yang 43 ini tidak ada detilnya. Kalau inisial dapet, tapi pekerjaannya tidak dapet, jadi saya tidak menjawab apakah disana termasuk dokter, tapi saya kira itu termasuk dokter," paparnya.

Daud mengatakan, melihat angka tersebut artinya di wilayah Jabar masih perlu ditingkatkan social distancing, pemakaian masker, dan cuci tangan. Semuanya, masih harus disosialisasikan dan masih terus diedukasi. Kalau tidak dilakukan, potensi untuk virus ini menyebar masih besar. Hal itu, bisa dilihat dari kenaikan kasus.

"Saya harap semua bisa mengedukasi masyarakat. Yakni, menjaga jarak, cuci tangan, sesuai dengan yang diajakrkan kalau ke luar rumah pakai masker, tetap tinggal di rumah kalau ga ada yang mendesak," katanya.

Menurutnya, gubernur sebagai Ketum Satgas telah melaksanakan rakor, mendengarkan laporan 11 divisi yang ada di Satgas. Serta, mengapresiasi tugas satgas masing masing divisi sudah bergerak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement