Senin 13 Apr 2020 23:07 WIB

Al Irsyad Al Islamiyyah Tetapkan 1 Ramadhan 24 April

Penetapan Ramadhan oleh Al Irsyad Al Islamiyyah merujuk hasil Markas Tim Hisbah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah, KH Abdullah Al Jaidi, menyatakan Al Irsyad memutuskan 1 Ramadhan bertepatan 24 April.
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah, KH Abdullah Al Jaidi, menyatakan Al Irsyad memutuskan 1 Ramadhan bertepatan 24 April.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah menetapkan awal Ramadhan akan jatuh bersamaan dengan hari Jumat (24/4). Keputusan ini merujuk hasil dari perhitungan Markaz Tim Hisab Al Irsyad Al Islamiyah Jakarta.

Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah, KH Abdullah Al Jaidi, mengatakan mereka juga telah menetapkan 1 Syawal pada Ahad (24/5) sedangkan 10 Zulhijjah bertepatan pada Jumat (31/7).

Baca Juga

"Terhadap perbedaan yang apabila memungkinkan terjadi di dalam penentuan awal Ramadhan, awal Syawal dan 10 Dzulhijjah 1441 Hijriyah ini, Dewan Syuro berharap sebaiknya sikap umat Islam pada situasi yang sangat memprihatinkan akibat adanya ujian wabah Coovid-19 yang sedang melanda bangsa kita bahkan di dunia, hendaknya kita lebih mengedapankan toleransi dengan saling menghargai perbedaan,"jelas dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (13/4).

Bahkan bila perlu di tengah situasi keprihatinan serba darurat ini, dijadikan momentum untuk sebuah kebersamaan berdasarkan penetapan Pemerintah yang akan diputuskan dalam sidang Isbat nanti. Momen kebersamaan ini diiringi pula dengan bahu membahu membantu masyarakat yang terdampak wabah dari penggalangan potensi dana-dana umat seperti zakat, infak, dan sedekah.

Pada saat ini pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus menunjukkan peningkatan jumlah kasus yang semakin serius. Maka dari itu pula Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah mengimbau kepada umat Islam ditengah kondisi darurat tersebut untuk mengikuti fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seruan dari Pemerintah.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkab 1 Ramadan 1441 H jatuh pada Jumat kliwon bertepatan pada 24 April 2020.  Keputusan ini disampaikan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor  01/MLM/I.0/E/2020 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriah. Muhammadiyah juga menetapkan lebaran jatuh pada 24 Mei 2020.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masduki Baidlowi, menjelaskan  pihaknya memiliki cara yang cukup berbeda dalam menentukan awal bulan Hijriyah, termasuk Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah.

Menurut dia, ada tiga tahapan yang perlu dilakukan, yakni hisab, rukyat dan ikhbar. Hisab adalah metode yang sama seperti yang dilakukan Muhammadiyah. Organisasi itu memakai perhitungan astronomi hakiki wujudul hilal.

Adapun rukyat merupakan metode yang mengandalkan penglihatan hilal. “Jadi, hisab sebagai landasan keilmuan (astronomi). Rukyat mengikuti anjuran Rasul Shalallahu 'Alaihi Wasallam,” ujar Masduki Baidlowi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3). 

Tahap selanjutnya yakni ikhbar, yaitu mengabarkan hasil kepada publik. Hal itu setelah adanya koordinasi dengan hasil rukyat pemerintah.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement