Selasa 14 Apr 2020 21:02 WIB

Muslimah Korban Kerusuhan New Delhi Bantu Produksi Masker

Muslimah korban kerusuhan New Delhi jadi relawan produksi masker.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Pekerja menyelesaikan baju hazmat di New Delhi, Jumat (10/4). India berencana untuk kembali mengoperasikan beberapa manufaktur setelah 15 April.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Pekerja menyelesaikan baju hazmat di New Delhi, Jumat (10/4). India berencana untuk kembali mengoperasikan beberapa manufaktur setelah 15 April.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Muslimah yang berhasil selamat saat terjadinya kerusuhan di Delhi Timur Laut hingga menewaskan lebih dari 50 orang beberapa waktu lalu kini justru menjadi pahlawan. 

Mereka terlibat membuat alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis untuk menangani pasien covid-19. 

Baca Juga

Seperti dilansir Siasat Daily pada Selasa (14/4) dalam sebuah sesi wawancara dengan Karvaan India, salah satu Muslimah yang merahasiakan namanya itu mengatakan latar belakang membuat APD dikarenakan bantuan relawan yang membelikan mesin jahit sehingga dirinya bisa bekerja lagi pascakerusuhan terjadi.   

"Kami tak punya apapun sampai beberapa orang relawan datang menyelamatkan kami. Mereka membeli mesin jahit untuk kami dan meminta kami mulai lagi berkerja. Sekarang kami punya kegiatan, dan kami ingin membalasnya pada masyarakat. Apalagi yang bisa lebih baik dari pada berkontribusi untuk melawan covid? Saat ini berita mengabarkan dimana-mana dalam perang melawan virus. Dan ada kekurangan APD, kami ingin mengisi celah dengan upaya kecil kami," kata Muslimah yang tak mau disebutkan namanya karena khawatir polisi Delhi akan menghentikannya.   

"Saya ingin tetap anonim dan berkerja dengan baik. Lihat apa  yang mereka lakukan pada Kafil Khan karena melakukan pekerjaan dengan baik. Kami tidak ingin menjadi target seperti dia," katanya.   

Pascakerusuhan yang terjadi di Delhi, sebuah organisasi yang dipimpin sarjana IIT Delhi Aasif Mujtaba, membantu kelompok Muslimah membeli bahan baku dan menjahit untuk memulai kembali pekerjaannya.  

"Saya sendiri terkejut. Tindakan kecil ini akan membuat manusia tetap hidup. Mereka diserang karena menjadi muslim, tetapi sekarang mereka telah mengembangkan perangkat APD untuk tenaga medis melawan Corona lintas agama. Ini menunjukkan keberanian dan ketahanan mereka untuk membantu umat manusia dan pada saat yang sama memperjuangkan hak-hak mereka," katanya. 

Dia mengatakan, pekan pertama kunjungannya ke Shiv Vihar, pihaknya didekati beberapa wanita yang kehilangan pekerjaan. Para perusuh membakar rumah dan sumber mata pencaharian mereka, tetapi mereka ingin segera memulai pekerjaan menjahit. 

Untuk memulihkan usahanya, kata dia, pihaknya membeli dua mesin Stitching otomatis dan memberikannya  bersama sejumlah uang untuk membeli bahan baku.

“Dan hari ini yang mengejutkan mereka datang dengan 2.000 masker dan 100 APD. Mereka meminta saya untuk memberikan semuanya kepada yang membutuhkan dan yang miskin. Gerakan mereka menggerakkan saya. Mereka mungkin telah kehilangan semua hal  dalam kerusuhan kecuali kemanusiaan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement