Selasa 21 Apr 2020 21:40 WIB

Pakistan Luncurkan Islam Friendly Agar Masjid Tetap Buka

Rekomendasi utama yang dibuat oleh ulama dari semua aliran besar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Corona dan dampaknya terhadap pelaksanaan ibadah (Ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Corona dan dampaknya terhadap pelaksanaan ibadah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Pekan lalu, presiden Pakistan bertemu dengan para pemimpin agama terkemuka untuk merumuskan rencana sholat berjamaah selama bulan Ramadhan.  Negara Pakistan menyetujui rencana aksi 20 poin setelah berkonsultasi dengan para ulama dari semua aliran.

Inti dari rencana ini adalah, Pemerintah Pakistan telah memutuskan untuk menjaga semua masjid tetap terbuka. Ini merupakan rekomendasi utama yang dibuat oleh ulama dari semua aliran besar. Keputusan itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 karena penerapan dan pedoman yang disepakati, tidak mungkin diikuti atau ditegakkan di ribuan masjid di seluruh negeri.

Dikutip di The Diplomat, sangat disayangkan pemerintah saat ini bahkan tidak melakukan perlawanan untuk menegakkan keputusannya pada ulama. Sebaliknya, pertemuan dengan ulama yang dipanggil oleh pemerintah, dilakukan untuk menyetujui apa yang diminta pihak sebelumnya secara lebih formal.

Selama berminggu-minggu, para ulama telah menentang perintah penutupan. Dengan bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, masuk akal pemerintah akan secara resmi menyetujui tuntutan mereka. "Para ulama menerima untuk menerapkan tindakan pencegahan di masjid-masjid untuk menghentikan penularan Covid-19 lokal, tetapi menolak untuk bertanggung jawab terkait dengan penegakan tindakan," tulis artikel tersebut dikutip di The Diplomat, Selasa (21/4).

Pertemuan terakhir ulama lain dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tidak hanya menjanjikan untuk menjaga masjid tetap terbuka, tetapi juga memastikan para ulama memperkenalkan ekonomi bebas bunga di Pakistan.

Selain itu, Khan meyakinkan ulama bahwa ia akan segera mengumumkan hari ibadah khusus yang disebut "Hari Pengampunan" untuk menyingkirkan virus Covid-19.  Sebagai imbalannya, ulama menghargai keputusan Khan untuk membuka kembali masjid dan menyebutnya "Islam Friendly."

Pengumuman dan pertemuan ini terjadi, setelah pemukulan terhadap seorang polisi wanita oleh Mullah setempat terjadi minggu lalu di Karachi. Pemukulan terjadi atas masalah penegakan penutupan yang diamanatkan pemerintah selama sholat Jumat.

Keputusan untuk menjaga masjid tetap terbuka berpotensi membuat masalah Covid-19 di Pakistan menjadi tantangan nyata. Negara Pakistan tidak bisa terus menemukan jalan keluar dari setiap krisis dengan merekrut satu kelompok ulama dibanding yang lain atau mengajukan sesuatu kepada mereka semua. Keputusan Pakistan ini harus menjadi perhatian bagi komunitas internasional. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement