Rabu 22 Apr 2020 11:21 WIB

Nihil Kasus Covid-19 karena Laboratorium Kehabisan Reagen

BBLK Palembang akan dapat pasokan reagen untuk 700 sampel yang cukup beberapa hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Seorang dokter berjalan di dekat alat tes swab atau polymerase chain reaction (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Foto: ANTARA / M RISYAL HIDAYAT
Seorang dokter berjalan di dekat alat tes swab atau polymerase chain reaction (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Terhambatnya proses uji spesimen karena terbatasnya alat di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang diduga berdampak pada nihilnya temuan baru kasus positif Covid-19 di Sumatra Selatan (Sumsel) dalam dua hari terakhir. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumsel, Yusri, di Kota Palembang, Selasa (21/4), mengatakan, BBLK Palembang mengalami kehabisan bahan reagen yang biasa digunakan untuk melihat reaksi kimia pada sampel.

"Jadi nihil ini karena pemeriksaan tertunda. Kami pun tidak yakin benar-benar nihil. Tetapi, hampir semua lab juga mengalami kekurangan bahan seperti itu," ujarnya.

Namun, menurut Yusri, mulai Rabu (22/4) pemeriksaan akan dilanjutkan kembali setelah BBLK Palembang mendapat pasokan reagen untuk 700 sampel yang cukup untuk beberapa hari mendatang. Sementara itu, hingga 21 April ada 96 sampel dari Sumsel yang masih harus diperiksa.

Selain pasokan reagen, menurut Yusri, tidak lama lagi BBLK juga akan mendapatkan satu unit alat polymerase chain reaction (PCR) bantuan dari pemerintah pusat untuk mempercepat proses pemeriksaan spesimen. Pasalnya, BBLK Palembang juga memeriksa sampel dari Provinsi Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Lampung.

PCR akan meningkatkan kapasitas pemeriksaan 500 hingga 1.000 sampel per hari dengan diperkuat 3-4 alat lainnya, jauh lebih banyak jika dibandingkan kapasitas BBLK Palembang yang baru sanggup menyelesaikan 96 sampel per hari. "Ke depan bahkan akan ada pengadaan alat ini dalam jumlah besar, di atas 6.000-an," ujar Yusri.

Sementara itu, hingga 21 April 2020, kasus positif Covid-19 di Sumsel tercatat 89 kasus. Sebanyak 57 kasus berada di Kota Palembang (zona merah), 8 kasus di Kota Prabumulih (zona merah), 3 kasus di Kota Lubuklinggau (zona kuning), dan 7 kasus di Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona kuning).

Selain itu, 4 kasus ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning), 1 kasus di Kabupaten Musi Banyuasin (zona kuning), 3 kasus di Kabupaten Bayuasin, 1 kasus di Muara Enim (zona kuning), 1 kasus di Ogan Ilir (zona kuning) , 1 kasus di Kota Pagaralam (zona kuning), dan 3 kasus dari luar Sumsel tetapi dirawat di Sumsel.

Untuk kasus sembuh, belum ada tambahan atau masih tercatat empat orang, sedangkan kasus meninggal tiga orang. Meski tidak ada tambahan kasus dalam dua hari terakhir, Yusri mengimbau masyarakat agar tetap melakukan pembatasan jarak fisik serta selalu menggunakan masker di luar ruangan dan mematuhi anjuran-anjuran pemerintah.

"Di samping melindungi diri sendiri, penggunaan masker juga melindungi orang lain, terutama saat berbicara atau mengobrol," kata Yusri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement