REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran selama Ramadhan sehingga tidak ada korban jiwa maupun material.
"Kami telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan akan bahaya kebakaran selama Ramadhan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi, Kamis (23/4).
Peringatan kewaspadaan bahaya kebakaran sehubungan aktivitas kegiatan masyarakat meningkat, terutama memasak. Saat memasak untuk konsumsi buka puasa dan sahur terkadang warga lupa mematikan kompor maupun tungku kayu bakar.
Biasanya, kata dia, potensi kebakaran selama Ramadhan itu cukup besar karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu hingga puluhan rumah terbakar. Sebagian besar kebakaran itu akibat warga lupa mematikan kompor minyak tanah, gas dan tungku kayu setelah makan sahur.
Begitu juga masyarakat diimbau memeriksa kabel listrik agar tidak mudah terjadi korsleting (hubungan pendek) sehingga menimbulkan percikan api. Apabila, bangunan rumah terbuat dari kayu cukup mudah menimbulkan kebakaran.
"Kami minta masyarakat terlebih dahulu mematikan kompor atau kayu bakar setelah memasak sahur pada dini hari segera dipadamkan untuk mengurangi risiko kebencanaan," jelasnya.
Kaprawi mengatakan menyiagakan personel dan relawan untuk melakukan evakuasi jika terjadi kebakaran di kawasan permukiman padat penduduk. Mereka para relawan bergiliran piket selama 24 jam di Posko Utama untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran dengan menggunakan peralatan yang sudah disiagakan.
Selain itu, petugas telah disiapkan kendaraan kebakaran, pakaian anti-api, dan peralatan keselamatan lainnya. "Kami hanya mengutamakan evakuasi untuk keselamatan agar tidak menimbulkan korban jiwa jika terjadi kebakaran," katanya.