Jumat 24 Apr 2020 17:21 WIB

Ta'awun Sosial Atasi Dampak Ekonomi Covid-19

Saat ini, dampak sosial ekonomi dari Covid-19 di Indonesia sudah meluas.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia yang diumumkan pada awal Maret 2020 lalu, dampak yang di­akibat­kan tidak hanya di bidang kesehatan. Namun, di bidang sosial dan ekonomi pun ikut terimbas akibat penyebaran Covid-19 yang terus terjadi di Indonesia hingga saat ini.

Untuk itu, perlu ada upaya nyata dalam me­ngatasi dampak tersebut. Upaya ini harus di­lakukan seluruh pihak, termasuk organisasi Islam terbesar di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyi­yah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, saat ini dampak sosial ekonomi dari Covid-19 di Indonesia sudah meluas.

Bahkan, banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian. Menghadapi dan mengatasi persoalan ini, pihaknya melakukan ta'awun sosial atau tolong-menolong. Yakni dengan membantu masyarakat yang terkena dampak Covid-19 ini.

"Muhammadiyah bersama 'Aisyiyah, sela­ma ini kita langsung melihat dampak sosial ekonomi atas pandemi ini. Ada saudara-saudara kita yang pekerjaannya putus, pendapatannya berkurang, atau tidak punya pendapatan. Di daerah-daerah sudah bergerak de­ngan ta'awun sosial," kata Noordjannah, kepada Republika, Ahad (19/4).

Ta'awun sosial ini sudah dilakukan sejak sekitar satu bulan yang lalu. Ta'awun sosial ini dilakukan dengan memberikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak Covid-19. "Ta'awun ini menggalang donasi dari warga perserikatan dan ada juga yang bersama Mu­hammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) di daerah dan bergerak sampai tingkat cabang. Ada juga ibu-ibu gerak cepat langsung," ujarnya.

Alasan bantuan sembako yang diberikan karena merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar. Terlebih, masyarakat sudah mulai kesulitan mendapatkan bahan pokok di te­ngah pandemi Covid-19 saat ini. Noordjannah menyebut, kegiatan ta'awun sosial juga dilakukan serentak secara nasional menjelang Ramadhan yakni pada 22 April.

Saat ini, donasi dari berbagai pihak telah dikumpulkan dan akan diberikan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 dalam bentuk paket sembako. Paket sembako ini juga diambil dari warga Muhammadiyah dan dari usaha masyarakat. Sehingga, kegiatan ekonomi pun diharapkan tetap berjalan.

Hal ini akan terus didorong kepada warga Muhammadiyah dari tingkat ranting hingga cabang. Dengan begitu, semua warga Muhammadiyah di Indonesia bergerak bersama untuk mengatasi dampak sosial ekonomi akibat Covid-19.

"Paket sembako ini kebutuhan dasar. Yang juga sebagian diambil dari perdagangan ibu-ibu, supaya ada solidaritas di dalam perekonomian. Kita juga mendorong yang di daerah-daerah itu agar bisa menghidupkan ekonomi di lingkungannya untuk bisa saling menghidupkan," katanya.

Pemberian paket sembako dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Sehingga, diberikan dengan diantar ke rumah masing-masing warga yang terdampak Covid-19 ini. Warga terdampak yang menerima paket sem­bako sudah didata oleh tiap-tiap cabang Mu­hammadiyah dan 'Aisyiyah di Indonesia.

Dalam paket sembako tersebut, juga diberikan pedoman terkait penanganan dan pencegahan Covid-19. "Di situ sudah ada paket yang kurang lebih isinya lima kilogram beras, dua liter minyak, satu kilogram gula, kecap, mi non instan, ada telur, garam, dan macam-macam lainnya," jelasnya.

Adanya berbagai gerakan itu, terutama di 'Aisyiyah karena solidaritas dan empati dari perempuan-perempuan Indonesia melihat kondisi saat ini. Menurut dia, semangat perempuan-perempuan tersebut sangat besar untuk mem­bantu seluruh warga terdampak Covid-19.

Ia mengatakan, gerakan dari perempuan-perempuan ini dari tingkat ranting  berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik. Bahkan, tidak hanya mengumpulkan dana dari donatur, namun mereka juga menyumbang sendiri untuk membantu sesama.

"Ada di sebuah ranting itu mereka me­ng­ambil kas rantingnya. Membantu tidak me­man­dang warga Muhammadiyah, Islam, tapi saudara-sau­dara yang membutuhkan dibantu. Saya lihat, mereka membantu dengan kekuatan dan kemampuannya yang sangat variatif, berlomba-lomba untuk ini," katanya.

Kegiatan ta'awun sosial berskala nasional ini akan terus dilakukan untuk membantu warga yang terdampak. Rencananya, menjelang Lebaran 2020 nanti juga akan dilakukan dengan konsep yang sama yakni memberikan bantuan dalam bentuk paket sembako.

Gerakan lumbung pangan

Lebih lanjut Noordjannah menekankan, Muhammadiyah dan 'Aisyiyah mendorong warganya untuk menggerakkan lumbung pa­ngan guna mengatasi dampak sosial ekonomi yang terjadi imbas dari penye­baran virus corona (Covid-19). Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan yang dapat ditanami komoditas pangan.

"Maret (awal penyebaran Covid-19 di Indonesia) itu, Majelis Ekonomi (dan Kewirausahaan Muhammadiyah) sudah mendorong di daerah-daerah untuk memanfaatkan lahan. Karena sebagian kan masih musim hujan, jadi bisa untuk menanam sayur dan lainnya," katanya.

Tidak hanya itu, gerakan lumbung pangan juga dilakukan sebagai bentuk penyaluran makanan atau sembako kepada warga yang ter­dam­pak Covid-19. Terlebih bagi warga yang kehilangan pekerjaan dan tidak berpenghasilan.

Sehingga, lumbung pangan ini sebagai upaya untuk menjaga ketahanan sosial dan eko­nomi di tengah pandemi Covid-19. Gerakan ini sudah dimulai dan utamanya juga sebagai upaya jangka menengah dan jangka panjang jika pandemi Covid-19 masih terus meluas di Indonesia.

Gerakan ini dilakukan mulai dari tingkat ranting. Selain itu, juga melibatkan partisipasi dari masyarakat luas untuk dapat bersama-sama mengatasi dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement